SELAMAT DATANG DI BLOG MARGHARETA

SELAMAT DATANG DI BLOG MARGHARETA

Rabu, 12 Mei 2010

UPAYA GURU MEMOTIFASI HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III SD 11 WONOSARI KAB. BOALEMO


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Guru merupakan faktor yang sangat menentukan dalam usaha menciptakan kondisi dinamis dalam pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru mempunyai rasa selama pembelajaran berlangsung, asumsi yang mendasar argumentasi ini ialah guru merupakan penggerak utama dalam pembelajaran. Keberhasilan dalam pembelajaran terletak pada guru dalam melaksanakan misinya. Karena guru merupakan salah satu faktor penunjang untuk memperoleh keberhasilan dalam pembelajaran. Sehubungan dengan itu guru harus mampu mendorong siswa supaya aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian besar kemungkinan minat dan aktifitas belajar siswa semakin meningkat.
Dalam pembelajaran guru bertindak sebagai motivator yang selalu berusaha mendorong siswa supaya aktif secara fisik maupun psikis dalam pembelajaran, demikian pula siswa dapat memperoleh materi pelajaran secara mendalam, dengan kata lain siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik. Pengetahuan yang dikuasai secara mendalam yang diharapkan dari siswa akan terwujud apabila dalam pembelajaran siswa aktif atas usaha sendiri dalam mencerna pelajaran yang diterimanya dari guru. Dalam hal ini siswa dituntut melakukan kegiatan yang timbul atas kemauan sendiri. Kegiatan itu dapat berbentuk kegiatan jasmani dan rohani dalam menerima, menyimpan, menguji sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu akan tercapai. Motivasi harus semaksimal mungkin dapat mendorong siswa agar dapat membangkitkan aktifitas siswa secara optimal dengan demikian besar siswa dapat meningkatkan mutu belajar. Pada kenyataannya di SDN 11 Wonosari guru hanya berdiri mengajar di depan kelas dan tanpa ada kreatif, tidak bergairah, tidak mempersiapkan program dan pengajaran yang tepat, belum adanya media pembelajaran untuk membantu siswa dalam khusus pembelajaran ilmu pengetahuan sosial tanpa memberi motivasi kepada siswa bagaimana belajar dengan baik dan benar. Untuk itu dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) perlu ditingkatkan mutu belajar siswa dan diperlukan motivasi dari guru. Guru sebagai motivator harus mampu semaksimal mungkin mendorong siswa supaya dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa secara optimal, dengan demikian kemungkinan besar siswa dapat meningkatkan mutu belajarnya. Untuk itu dalam penelitian dirumuskan masalah guru belum dapat memotivasi siswa dalam upaya meningkatkan mutu belajar ilmu pengetahuan sosial Kelas III SDN 11 wonosari, guru belum memahami bagaimana pemberian motivasi dalam upaya meningkatkan mutu belajar siswa kelas III SDN 11 Wonosari, adanya faktor penghambat yang mempengaruhi pemberian motivasi dari guru dalam upaya mutu belajar siswa kelas III SDN 11 Kemacatan Wonosari kabupaten Boalemo, belum ada alternatif yang digunakan guru dalam usaha mengatasi faktor penghambat yang mempengaruhi dari guru dalam upaya meningkatkan mutu belajar siswa kelas III SDN 11 Wonosari Kemacatan kabupaten Boalemo.
Sardiman (2004 : 25) bahwa motivasi merupakan suatu keseluruhan daya pengerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar.
Oleh karena itu pelajaran IPS disesuai kurikulum kurikulum tingkat satuan pembelajaran (KTSP) saat ini mulai diajarkan dari kelas III yang menjadi dasar untuk kelas-kelas berikutnya. Mata pelajaran IPS merupakan suatu ilmu yang sangat kompleks yaitu himpunan dari beberapa ilmu yang sangat kompleks yakni himpunan dari beberapa ilmu-ilmu sosial seperti yang terungkap dala kurikulum pendidikan dasar yang berbunyi.
Oleh Karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang memotivasi siswa mengeluarkan pendapat pada kegiatan pembelajaran yang diformulasikan dalam bentuk judul: “Upaya guru dalam memotivasi hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas III SDN 11 Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo.”
1.2 Identifikasi masalah
Mencermati dasar pemikiran di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1) Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS.
2) Dalam kegiatan pembelajaran IPS siswa kurang memahami pelajaran.
3) Dalam kegiatan Pelajaran IPS siswa tidak menguasai materi pelajaran.
4) Dalam kegiatan pembelajaran IPS selalu dikuasai oleh siswa tertentu.


1.3. Rumusan Masalah
Bagaimana upaya guru memotivasi hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS Kelas III SDN 11 Wonosari Kab. Boalemo.
1.4 Tujuan dan manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya guru memotivasi siswa hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS Kelas III SDN 11Wonosari
1.4.2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Dan juga bermanfaat sebagai pemikiran dalam usaha terus membina dan membekali anak didik kearah yang lebih baik, dengan sasaran tujuan yang dapat tercapai. Kemudian diharapkan dapat bermanfaaat juga perkembangan pengetahuan, kreativitas maupun kemampuan dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial, serta memperoleh wawasan untuk masa yang akan datang.


















BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1. Hakekat Motivasi
2.1.1. Pengertian Motivasi
Pengertian Motivasi; motivasi sebagai dorongan atau kemauan untuk melakukan sesuatu. Jika dikaitkan dengan kegiatan bimbingan maka siswa berkedudukan sebagai objek motivasi dan pemberi bimbingan adalah guru sebagai subjek motivasi.
Motivasi diartikan sebagai dorongan atau sokongan moril, alasan, tujuan, dan tindakan. Hal ini identik dengan motivator yang diartikan sebagai pendorong, penggerak, pemberi semangat, serta penganjur dan pemberi motivasi seperti yang dikemukakan oleh Moh. Uzer Usman, (2001: 28) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian motivasi sebagai upaya untuk merespon setiap intuisi sehingga melahirkan perbuatan atau tingkah laku.
Dalam hal ini perilaku belajar yang terjadi dalam situasi interaksi belajar mengajar dalam mencapai tujuan dan hasil belajar. Menurutnya, motivasi mempunyai tiga karakteristik yaitu (1) sebagai hasil dari kebutuhan; (2), terarah kepada suatu tujuan; dan (3) ,menopang perilaku.
Eysenck, dkk, (2003: 170); merumuskan motivsi sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap, dan sebagainya. Siswa yang tampaknya tidak bermotivasi, tetapi tidak dalam hal-hal yang diharapkan oleh para pengajar. Mungkin siswa cukup termotivasi untuk berprestasi di sekolah, akan tetapi pada saat sama ada kekuatan-kekuatan yang lain seperti teman-teman yang mendorong untuk tidak berprestasi di sekolah.
Sardiman (2004 : 75); Motivasi sebagai keseluruhan daya pengerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai.
Sardiman ( 2004 : 73) bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan memerlukan “Feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. http://www.google.com
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melaksanakan belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya.
Berdasarkan berbagai pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa motiasi belajar adalah usaha guru dalam mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang terarah dan berlangsung secara efektif agar tujuan pembelajaran tercapai. dan juga motivasi merupakan suatu unsur yang dapat memberikan dorongan atau keinginan seseorang untuk dapat melakukan suatu kegiatan, dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan belajar.
2.1.2 Bentuk-bentuk motivasi
Bentuk-bentuk motivasi seorang guru menurut Rohani (2004 : 13) Motivasi terbagi 2 (dua) yaitu :
a. Motivasi Instrinsik yaitu tujuan yang ingin dicapai terkandung dalam perbuatan belajar. Dalam belajar telah terkandung tujuan menambah pelajaran, misalnya seorang pelajar agar lebih sanggung mengatasi kesulitan-kesulitan hidup, agar memperoleh pengetahuan, pengertian, sikap baik, penguasaan kecakapan.
b. Motivasi Ekstrinsik yakni tujuan yang ingin dicapai terletak diluar pembuatan belajar itu dan tidak terkandung didalam perbuatan itu. Misalnya berupa angka, hadiah, pujian, dan sebagainya. Tujuan itu bukan sesuatu yang wajar dalam kegiatan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi instrinsik tumbuh karena kesadaran akan tugas dan tanggungannya sebagai siswa yang harus memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan sedangkan motivasi ekastrinsik adalah dorongan dari luar agar siswa bergairah dalam belajar.
Sehubungan dengan uaraian maka dalam proses pembelajaran guru harus menimbulkan motif-motif tertentu dari siswa. Motivasi guru harus berlangsung secara kontinyu dan efektif agar aktifitas-aktifitas belajar siswa mencapai puncak yang maksimal sebab apabila aktifitas belajar siswa mencapai puncak yang maksimal besar kemungkinan siswa akan memperoleh hasil yang optimal.
2.1.3 Tujuan Pemberian Motivasi
Tujuan pemberian motivasi dari guru tidak lepas dari tujuan pendekatan yaitu pada hakikatnya memaksimalkan manusia, atau menghantar anak didik untuk menemukan jati dirinya yaitu agar setiap individu manusia itu menyadari dan memahami “siapa dia” mengapa dia diadakan didunia ini dan “harus kemana nantinya”, konsep seperti ini sangat penting sebagai landasan filosofis dan dasar motivasi untuk melakukan aktivitas belajar mengajar.
Beberapa tujuan pemberian motivasi adalah sebagai berikut : a.) Agar siswa belajar dengan giat; b). Mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari.
Sardiman (1996) menjelaskan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat dicirikan sebagai berikut: 1)Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). 2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat putus asa). 3) Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya). 4) Lebih senang kerja mandiri. 5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. 6) Dapat memperthanankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). 7) Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya. 8) Senang mencari dan memecahkan soal-soal.
2.1.4 Fungsi Motivasi
Adapun fungsi motivasi adalah :
a. Memberikan semangat dan mengaktifkan peserta didik supaya tetap berminat dalam belajar.
b. Memusatkan perhatian yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.
c. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka panjang.
Motivasi sangat berguna bagi tindakan atas perbuatan seseorang.
Hal-hal tersebut anatar lain adalah sebagai berikut:
a. Motivasi itu mendukung manusia untuk berbuat atau bertindak, motivasi berfungsi sebagai penggerak yang memberikan energi atau kekuatan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu.
b. Motivasi dapat menentukan agar perbuatan yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita, motivasi mencegah penyeiewengan dari jalan yang lurus untuk mencapai tujuan. Maka makin jelas tujuan itu, makin jelas pula jalan yang akan ditempuh.
c. Motivasi menyeleksi perbuatan, artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi guna mencapai suatu tujuan dengan mengenyampingkan perbuatan yang tidak atau kurang bermanfaat bagi tujuan semula.

Fungsi lain dari motivasi adalah sebagai berikut:
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, seperti timbulnya dorongan untuk belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.

2.2 Teknik pemberian motivasi guru mata pelajaran IPS di kelas III sekolah dasar dilihat dari cara mengajar
Adapun teknik-teknik pemberian motivasi guru pada mata pelajaran IPS :
a. Guru harus mempersiapkan program dan pembelajaran yang tepat yaitu tujuan pembelajaran khusus yang digunakan harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
b. Dalam mengajar bahan pelajaran IPS hendaknya dimulai dari lingkungan yang terdekat (sekitar) tempat tinggal siswa yang sederhana sampai pada bahan yang lebih luas dan kompleks.
c. Guru harus membangkitkan, memelihara semangat untuk belajar sampai berhasil.
d. Dalam pembelajaran IPS pengalaman langsung melalui pengamatan (observasi), atau menyiapkan media akan membantu siswa untuk termmotivasi dalam belajar IPS.
e. Agar siswa tidak acuh tak acuh yang tidak memusatkan perhatiannya ada yang bermain, ada yang bersemangat maka guru dapat menggunakan strategi belajar mengajar yaitu memiliki satu diantara bermacam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, pemberi hadiah atau pendidik. Agar pembelajaran IPS tetap menarik perlu adanya motivasi penyajian bahasa seperti melalui nyanyian, deklamasi, bermain peran.
2.3 Definisi Belajar
Belajar adalah suatu proses didalam kepribadian manusia, perubahan tersebut ditempatkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas.
Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. Margaret Gredler, terj Munandar, (1994; 1) belajar peserta didik dapat mengetahui hal-hal yang baru dan dapat meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya, mengubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari yang salah menjadi benar, dan dari kurang baik menjadi baik. Seperti yang dikatakan oleh Riberu, bahwa belajar merupakan proses dan dalam proses ini orang berkenalan dengan salah satu pola lajkuatau memperbaiki salah satu pola laku yang telah dikuasainya. Riberu, (1982 :10). http://google.com//peserta_didik.html.
Selain itu Riberu juga mengatakan, belajar bisa berarti berkenalan dengan atau memperbaiki pemikiran, berkenalan dengan atau memperbaiki turturan bicara, berkenalan dengan atau memperbaiki tindakan/kegiatan. Riberu, 1982; 11)
Belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku interaksi individu dengan lingkungan. Oemar Hamalik (2003 : 151) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif matang berkat latihan dan pengalaman. Sejalan sengan itu Sardiman (2004:2) menyatakan bahwa belajar adalah usaha mengubah tingkah laku.
Hilhard Bower dalam buku Theories of Learning (1975). Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecendrungan respon pembawaan kematangan.
Belajar bisa melalui pengalaman melibatkan peserta didik secara langsung dalam masalah atau isu yang dipelajari. Sehingga peserta didik dapat lebih aktif dan menerima pelajaran dengan baik. Bukan sebaliknya cepat jenuh, dan bosan. Belajar aktif dan menyenangkan atau “Learning/ Learning by Fun” dapat menstimulus kreativitas peserta didik dalam proses belajar.
Dengan kata lain, belajar merupakan suatu upaya untuk memperbaiki, mengembangkan, bahkan meningkatkan kemampuan afektif, psikomotorik, dan kinestetik peserta didik. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik harus seimbang antara otak kanan dan kiri. Untuk mencapai hal tersebut, sebaiknya proses belajar tidak hanya dilaksanakan dengan metode konservatif (ceramah/DDCH  duduk, dengar, catat, dan hafal), tetapi juga metode-metode lain yang dapat merangsang keaktifan peserta didik.
Dari beberapa definisi belajar diatas bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku, dan ini tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi ada yang sengaja direncanakan dan ada yang sendirinya terjadi karena proses kematangan.
Proses yang sengaja direncanakan agar terjadi perubahan perilaku disebut dengan proses belajar. Perubahan-perubahan perilaku ini merupakan hasil belajar yang cukup ronah kognitif, ronah efektif, dan ronah psikomotor.
2.4 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas III SDN 11 Wonosari.
Nasution dalam Rohani (2004 : 13) bahwa motif atau penyebab peserta didik belajar ada dua hal yaitu :
a. Siswa belajar karena didorong oleh keinginan untuk mengetahuinya dalam belajar terkandung tujuan untuk mengubah pengetahuan.
b. Siswa belajar supaya mendapat angka yang baik, naik kelas, mendapat ijazah dan sebagainya.
Sejalan dengan itu maka upaya guru meningkatkan motivasi belajar yaitu :
a. Memberi angka
Kebanyakan siswa belajar ingin memperoleh angka yang baik, maka dari itu dia berusaha dengan segenap tenaganya untuk belajar. Memberi angka atau nilai harus benar-benar menggambarkan hasil belajar siswa, dengan kata lain nilai harus diberikan harus objektif tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor subjektif yang tidak ada hubungannya dengan dengan hasil belajar siswa. Jadi nilai yang diberikan pada siswa adalah nilai murni sebagai penghargaan terhadap hasil pekerjaannya.
b. Memberi hadiah
Dalam proses pembelajaran gru boleh memberikan hadian kepada siswa. Pada permulaan pertemuan sebagai bahan apersepsi guru mengatakan kepada siswa, apabila pelajaran ini selesai akan diadakan tes. Baranga siapa yang memperoleh nilai yang paling tinggi akan diberikan hadiah, misalnya buku tulis, polpen, pensil, dan sebagainya. Hadiah yang diberikan itu merupakan usaha guru untuk merangsang siswa dalam mengikuti pelajaran. Hal ini merupakan suatu usaha guru untuk mendorong timbulnya aktivitas belajar siswa.
c. Mengadakan persaingan
Saingan merupakan suatu kegiatan yang dapat mendorong siswa untuk menekuni pelajaran, mengandung harapan akan memperoleh nilai dari kawan-kawanya. Dalam hal belajar persaingan yang positif antar siswa baik secara individu maupun kelompok sangat diperlukan karena dapat membangkitkan aktivitas belajarnya.
d. Hasrat untuk belajar
Hasil belajar siswa akan lebih baik apabila siswa mempunyai hasrat untuk mempelajari sesuatu. Kuatnya hasrat siswa untuk belajar tergantung pada bermacam-macam faktor. Antara lain faktor nilai dari tujuan pengajaran itu sendiri bagi siswa.
e. Ego Involment (Harga diri)
Orang merasa ego Involment ialah apabila orang tersebut melibatkan diri bila dia merasa pentingnya tugas dan menerimanya suatu tantangan dengan mempertaruhkan harga dirinya. Kegagalan berarti berkurangnya harga dirinya, maka dari itu dia berusaha dengan segenap tenaganya supaya berhasil baik untuk menjaga harga dirinya. S. Nasution mengatakan : Ego Involved (harga) diri siswa terlihat dalam tugas itu (1986 : 83).


f. Sering membuat ulangan
Siswa-siswa akan lebih giat belajar bila sering diadakan ulangan atua tes dalam waktu dekat, maka dari itu memberikan ulangan sangat penting bagi kemajuan belajar siswa. Setiap memberikan ulangan guru harus memberitahu siswa kapan ulangan tersebut akan dilaksanakan. Dengan demikian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar saat menghadapi ulangan yang dihadapinya. Memberikan ulangan juga jangan terlalu sering, karena kurang berpengaruh pada siswa. Sehubungan dengan itu S. Nasution mengatakan : ”Agaknya ulangan yang diadakan sekali dalam seminggu lebih merangsang siswa-siswa untuk belajar dengan giat dari pada ulangan setiap hari”. (1986)
g. Mengetahui hasil belajar
Akan timbul kegembiraan dan keinginan untuk lebih meningkatkan kegiatan belajar dalam diri siswa, jika kita mengetahui kemajuan yang diperolehnya. Karena itu guru harus membuat grafik atau kurva hasil belajar siswa yang dibuat setiap semester dan setiap kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan oleh siswa harus diberitahukan kepada siswa. Sehubungan dengan itu Praitno (1989 : 25) mengatakan bahwa : ”Patut diingat oleh guru, bahwa persaan sukses harus dibentuk didalam diri siswa untuk membangun motivasi siswa dalam belajar.
h. Kerjasama
Dalam proses pembelajaran selain siswa harus menyelesaikan pekerjaan secara individu, siswa juga harus dapat menyelesaikan suatu pekerjaan kelompok secara bersama-sama. Kerjasama dapat membawa belajar karean ada diantara teman-temanya yang belajar dengan sungguh-sungguh maka dapat mengurangi kemalasan belajar bagi teman-teman lainnya.
i. Tugas yang Challenging
Tugas yang Challenging ialah tugas yang sulit mengandung tatangan bagi siswa, yang dapat merangsang siswa untuk mengeluarkan segenap kemampuannya. Tugas yang diberikan harus dalam batas kemampuan siswa.
j. Pujian
Pujian yang diberikan kepada siswa mmeupuk suasana yang menyenangkan serta dapat mempertinggi harga diri siswa. Guru harus mencari masalah-masalah pada tiap-tiap siswa yang diuji. Misalnya dalam hal tulisan, tingkah laku, hasil kerjanya dan Kerapian lain yang bersifat positif. Tetapi pujian itu juga berlebihan karena pujian yang tidak beralasan dan terlalu sering diberikan tidak pada batasannya dan beralasan, misalnya pujian itu pantas diberikan pada siswa yang dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik dipapan tulis. Dalam hal ini Nasution (1986 : 84) mengatakan bahwa : Pujian sebagai akibat pekerjaan yang diselesaikan dengan baik merupakan motivasi yang baik.
k. Teguran dan Kecaman
Menurut Nasution (1986 : 84) teguran dan kecaman dipergunakan untuk
memperbaiki siswa yang membuat kesalahan, mraha dan berkelakuan tidak baik. Diharapkan dengan adanya teguran dan kecaman siswa lebih rajin dalam belajar sehingga memperoleh hasil belajar yang baik.

l. Hukuman
Hukuman sebagai alat untuk memotivasi siswa yang lebih banyak memberikan pengaruh psikologis yang negatif jika dibandingkan dengan motivasi yang ditimbulkan. Dengan hukuman ada kemungkinan meningkatkan proses belajar siswa, namun siswa yang berhenti belajar jika hukuman ditiadakan. Prayetno (1989 : 24); Hukuman dapat menimbukan kecaman, gangguan emosi dan perasaan bersalah didalam diri siswa. Didalam belajar siswa dibayangi oleh ketahutan berbuat salah, ragu-ragu sehingga timbul keinginan untuk tidak berbuat.
m. Membutuhkan Minat
Pelajaran berlangsung dengan baik apabila siswa berminat terhadap bahan pelajaran. Bangkitkan minat belajar siswa dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Materi pelajaran harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa.
2. Menghubungkan pelajaran dengan pengalaman siswa.
3. Menggunakan berbagai bentuk model mengajar, misalnya dengan metode diskusi, demonstrasi dan sebagainya.
n. Suasana yang Menyenangkan
Guru harus berusaha semaksimal mungkin menciptakan suasana yang
menyeangkan agar siswa merasa aman dan tentram dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam kelas sebagai anggota yang dihargai dan dihormati.
Tujuan pengajaran harus jelas bagi siswa, karena dengan mengetahui tujuan materi pengajaran tersebut siswa akan menyadari bahwa tujuan itu sangat berarti dan berharga baginya. Dengan demikian siswa akan berusaha untuk mencapainya.

2.5 Faktor-Faktor yang Mendorong Aktivitas Belajar
Faktor-faktor yang mendorong aktivitas belajar siswa yaitu :
a. Waktu yang lebih banyak bagi kegiatan-kegiatan belajar mengajar.
b. Tingkatkan partisipasi siswa secara aktif dalam kegiatan belajar dengan menuntut respon yang aktif dari siswa. Gunakan berbagai teknik mengajar, motivasi, serta penguatan.
c. Berikanlah pelajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai.
d. Masa transisi antara berbagai kegiatan dalam mengajar hendaknya dilakukan secara cepat dan luas.
e. Usahakan agar pengajaran dapat lebih menarik minat dan mengaitkan dengan bahan dan prosedur pengajaran.
f. Kenali dan bantu anak-anak yang kurang terlibat, selidiki apa yang menyebabkannya dan apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan partisipasi anak tersebut.
g. Siapkanlah siswa secara tepat persyaratan awal apa yang diperlukan oleh anak untuk mempelajari tugas belajar yang baru. Sesuai pengajaran dengan kebutuhan-kebutuhan individu siswa, hal ini sangat penting untuk meningkatkan usaha dan keinginan untuk berperan aktif.
Dalam pemberian motivasi guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPS pada Kelas III SDN 11 Wonosari.
2.6 Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Motivasi
Upaya yang harus dilakukan guru yaitu : Pemberian motivasi dari guru untuk siswa kelas III Sekolah Dasar pada bidang studi IPS. Dalam pembahasannya harus menghubungkan antara tujuan IPS sekolah dasar dengan masa keserasian belajar siswa sekolah dasar dan ciri-ciri khas siswa kelas-kelas rendah sekolah dasar. Karena siswa kelas III sekolah dasar umumnya berumur 8 tahun, maka sesuai kelas III sekolah dasar termasuk kategori siswa kelas rendah yang memiliki sifat-sifat khas atau ciri tertentu yang dimiliki oleh siswa kelas rendah.
Tujuan adanya mata pelajaran IPS di SD adalah agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, maupun sebagai anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.
Ciri-ciri khusus kelas rendah SD, anak memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Faktor kesehatan jasamani sangat erat sekali hubungannya dengan prestasi belajar anak.
b. Mengharapkan pujian
c. Sifat egoisnya sangat besar
d. Belum dapat menilai buruknya suatu pekerjaan
Dalam hubungannya dengan teknik pemberian motivasi dari guru dilihat dari cara mengajar sebagaimana dikemukakan oleh Rohani (2004:12) :
a. Cara mengajar yang bervariasi
b. Mengadakan pengulangan informasi
c. Memberikan stimulus baru misalnya melalui pertanyaan kepada anak didik.
d. Menggunakan hadiah atau alat bantu yang menarik perhatian peserta didik seperti gambar, foto, diagram dan sebagainya.
























BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Pengaturan Penelitian
3.1.1 Lokasi objek penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 11 Wonosari khususnya di kelas III yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 15 siswi perempuan. Yang dimana peneliti melakukan pembelajaran mata pelajaran IPS di kelas III pada SDN 11 Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan lebih yang dimulai dari bulan Maret sampai dengan Juni 2009.
3.1.3 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskritif yaitu bertujuan untuk meningkatkan mutu belajar siswa dalam pembelajaran IPS di Kelas III. Adapun disain penelitian atau perencanaannya :
Tabel 1 : Desain penelitian PTK di Kelas III SDN 11 Wonosari
NO JENIS KEGIATAN BULAN 2009 Ket.
Maret April Mei Juni
I II III I II III I II III I II III
1. Pembuatan Proposal
2. Pembimbingan PPL
3. Presentase Proposal
4. Pengumpulan Data :
a. Observasi
b. Wawancara
c. LKS
5. Penyusunan laporan Penelitian
3.1.4 Keadaan guru
Keadaan guru pada SDN 11 Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo, berjumlah 13 orang guru pengajar. Dimana dipimpin oleh Bapak Junus Abubakar sebagai kepala sekolah SDN 11 Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo.
Tabel 2 : Keadaan Guru dan Pegawai SDN No. 11 Wonosari
No Nama/NIP Pangkat/ Gol Ruang Jabatan Tugas Mengajar Ket
1. Junus Abubakar
196408281988021002 Pembina IVA Kepsek - PNS
2. Warni Ahmad, S.Pd.
196706071994032008 Penata Muda Tkt 1 IIIA G.Kls
GBS V PNS
3. Sukiman Kasturi, S.Pd.
197003142005011011 Pengatur Muda Tkt 1 II/B W.kls
GBS VI PNS
4. Tarmudji Mulyadi, S.Pd.
196505162005011010 Pengatur Muda Tkt 1 II/B W.kls Tematik III PNS
5. Siti Islamiyah, A.Ma.
197005252006042016 Pengatur Muda II/A GBS IPS IV,V,VI PNS
6. Wahida, S.Pd.
198102222006042004 Pengatur Muda Tkt 1 II/B Guru
Kelas Agama
I s/d VI PNS
7. Evie A. Abubakar, A.Ma.
197404042007012006 Pengatur Muda II/A Guru
Kelas IV PNS
8. Titik Susanti, A.Ma.
940009749 Pengatur Muda Tkt 1 II/B Guru
Kelas Tematik I PNS
9. Sri W. Handayani, S.Pd.
197004182009012001 Pengatur Muda II/A Guru
Kelas Tematik II PNS
10. Suroso, A.Ma. - GBS PKN, IV GTT
11. Rupini Tinem - GBS KTK
IV s/d VI GTT
12. Ibrahim Mustapa - GBS Penjas
IV ,V,VI GTT
13. Djamalin Paneo - GBS Penjas
I,II,III GTT

Sumber : Data Sekunder SDN 11 Wonosari

3.1.5 Keadaan Siswa
Adapun jumlah murid setiap periode tidak menetap atau tidak tetap, hal ini disebabkan oleh murid ada yang masuk dan pindah sekolah lain, selain penulis mengadakan penelitian tersebut diperoleh data pada tahun pelajaran 2008-2009 jumlah keseluruhuan 176 siswa, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3 : Jumlah Murid SDN No. 11 Wonosari Kabupaten Boalemo
No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Keterangan
L P
1. I 22 13 35
2. II 26 10 36
3. III 10 15 25
4. IV 15 12 27
5. V 7 22 29
6. VI 16 8 24
Jumlah Total 96 80 176

Sumber : Data Sekunder SDN 11 Wonosari
3.2 Prosedur Penelitian
Prosedur deskriptif ini dilaksanakan dalam bentuk siklus pembelajaran dengan tahapan pada setiap siklus sebagai berikut :
1. Tahapan Perencanaan
a. Memilih dan menetapkan siswa yang dikenakan tindakan serta alokasi waktu pelaksanaan penelitian. Siswa yang dipilih adalah siswa Kelas III SDN 11 Wonosari subjek yang dikenai tindakan pada pelajara IPS.
b. Melakukan kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran IPS serta tes tertulis untuk mengukur hasil belajar siswa.
2. Tahap Pelaksanaan
I. Siklus I
Pada kegiatan siklus ini yang dilakukan adalah meneliti kemampuan siswa menulis cerita melalui kegiatan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial pada kelas III (tiga) .
Adapun langkah-langkah kegiatan yang diterapkan adalah :
1. Kata sambutan bagi kelas III yang berjumlah 25 siswa sabagai bahan penelitian.
2. Memberikan pengarahan atau motivasi tentang pelajaran IPS
3. Siswa dilatih memotivasi diri pada pelajaran IPS di kelas III

3.3 Teknik Analisis Data
Dalam teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara yaitu :
a) Observasi
Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Dalam observasi ini peneliti mengamati sekaligus melakukan pencatatan secara sistematis terhadap objek-objek dan hal-hal yang nampak terkait dengan judul yang penulis teliti. Aktifitas yang diamati adalah kegiatan proses pembelajaran IPS.
b) Wawancara
Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan berita, data, atau fakta
di lapangan. Prosesnya bisa dilakukan secara langsung dengan bertatap muka langsung (face to face) dengan narasumber. Dalam proses wawancara ini peneliti melakukan dialog secara langsung dengan informan. Dialog yang dilakukan yaitu seputar kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Objek utama yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas III.
3.4 Sumber Data dan Teknik Penelitian
Data yang terkumpul dianalisa secara kualitatif yakni menganalisis tingkat kemampuan anak didik terhadap proses belajar mengajar. Dalam menganalisis data ini juga dapat diketahui sejauh mana kemajuan siswa setelah diberikan motivasi dan mengkaji setiap aspek yang diteliti, sehingga dalam analisis data ini dititik beratkan pada memotivasi siswa mengeluarkan pendapat dalam kegiatan momotivasi pada pembelajaran IPS di kelas III SDN 11 Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo setelah dianalisa data yang diperoleh peneliti bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum diberi motivasi dan sesudah diberi motivasi.










BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penilitian
Sekolah Dasar Negeri 11 Wonosari berdiri sejak Tahun 1962 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia dengan Nomor Statistik Sekolah (101271561013) yang dibangun diatas tanah yang luasnya 198 m2. sekolah Dasar Negeri No. 11 Wonosari terdiri atas sebelas ruangan, enam ruangan sebagai tempat belajar, satu ruangan Kepala Sekolah bersama dewan guru, satu ruang untuk ruang tamu, satu ruang perpustakaan, satu ruang UKS dan satu kamar WC. Sekolah tersebut berdampingan dengan sekolah TK.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri satu kali pertemuan, sebelum melaksanakan siklus I, tim penelitian melaksanakan observasi terhadap subyek penelitian dengan hasil pengamatan bahwa anak yang memiliki tingkat motivasi pada pembelajaran IPS diketahui 30 % menguasai pelajaran sedangan sisanya siswa tidak mampu menguasai mata pelajaran IPS yang diberikan peneliti.
Pelaksanaan dan penyelnggaraan pendidikan merupakan tanggung jawab sepenuhnya baik itu oleh masyarakat sebagai orang tua maupun lembaga pendidikan yakni sekolah.
Dilihat dari fungsi dan mutu pendidikan yang ada bahwa Sekolah Dasar Negeri NO. 11 Wonosari merupakan salah satu lembaga formal yang berfungsi untuk memediasi anak-anak masyarakat khususnya di Kecamatan Wonosari, dan ditinjau dari mutu pendidikan SDN 11 Wonosari banyak menamatkan siswa yang berkualitas.
Tabel 1 : Hasil penilaian Siswa pada Siklus I
NO NAMA SISWA Kemampuan Siswa %
M TM
1. Iswanto Ishak √ 100
2. Imail Manggio - √ 0
3. Ismail Tauwa - √ 0
4. Riton Pasemu - √ 0
5. Romi S. Latif √ 100
6. Rahman Saipi - √ 0
7. Rois Latif - √ 0
8. Suprin Tauwa √ 100
9. Suleman Sunubi - √ 0
10. Sopyan Bantuu - √ 0
11. Rahmat Adam √ 100
12. Riski Eksan - √ 0
13. Yuyan Panju - √ 0
14. Suleman Raden √ - 100
15. Husain Adam - √ 0
16. Fikri Albakir √ - 100
17. Rahmad Panju - √ 0
18. Fatma Karim √ - 100
19. Farida Husain - √ 0
20. Elen Husain - √ 0
21. Ningsi Bonggu - √ 0
22. Nangsi Bonggu √ - 100
23. Melis Kaida √ - 100
24. Fatma Uwange - √ 0
25. Sartin Anggulu - √ 0
HASIL PERSENTASE SISWA 30 %

Keterangan : M = Mampu dan TM = Tidak Mampu
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN 11 Wonosari Kabupaten Boalemo, dengan objek penelitian dilakukan dalam 3 bulan lebih.

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
4.3.1 Rancangan Tindakan
a. Membuat model deskritip sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dikelas dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menyusun lembar observasi untuk melihat proses belajar mengajar
2. Menerapkan pemahaman siswa tentang mata pelajaran IPS kelas III
3. Menyusun alat evaluasi
4. Membuat instrumen analisis hasil evaluasi
b. Mengatur teknik pelaksanaan tindakan
c. Menyusun jadwal


4.3.2 Prosedur Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dirancang peneliti direncanakan berlangsung dalam dua siklus dengan kegiatan sebagai berikut :
a. Persiapan Kegiatan Dilaksanakan
1. Mengadakan konsultasi dengan guru tentang langkah-langkah pelaksanaan tindakan sebagai berikut :
- Menentukan pokok bahasan dengan sub pokok bahasan
- Merumuskan tujuan pembelajaran
- Merumuskan kompetensi dasar
- Menetapkan materi pembelajaran
2. Menyusun pembelajaran lengkap yang mengacu pada peningkatan pemahaman siswa tentang mata pelajaran IPS.
b. Tindakan Kegiatan yang dilakukan meliputi :
1. Melaksanakan test awal
2. Melaksanakan pembelajaran dengan menitikberatkan pada peningkatan pemahaman siswa tentang mata pelajaran IPS
3. Melaksanakan penilaian efektivitas siswa
4. Melaksanakan test akhir
5. Menganalisis test akhir
c. Refleksi
Pada tahap ini peneliti didampingi oleh guru melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan dengan memperhatikan informasi dan nilai evaluasi ynag telah diperoleh pada saat pembelajaran berlangsung.
Siklus tindakan dilakukan secara bertahap sesuai dengan perubahan yang diinginkan serta tujuan hendak dicapai yaitu minat siswa. Jika pelaksanaan siklus I dipandang hasilnya belum memuaskan, maka dilanjutkan dengan pelasanaan siklus berikutnya.
4.3.3 Analisis Data
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan awal maka analisis data yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan pada setiap siklus sehingga akan mendapatkan perbedaan antara hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I.
a. Siklus I
Pada siklus I, murid yang dikenai tindakan yaitu Kelas III SDN 11 Wonosari yang berjumlah 25 orang siswa yang terdiri dari 10 laki-laki dan 15 perempuan. Mata pembelajaran IPS disajikan dalam bentuk ujian tertulis menggunakan lembar kerja siswa (LKS). Setelah dievaluasi dan dilakukan analisis ternyata ada 10 orang siswa yang memenuhi hasil siklus I di persentasikan sebasar 30 % dan sisanya belum mampu memenuhi hasil penilitan pada mata pelajaran IPS , untuk itu bisa dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2 : Hasil penilitan Siswa pada Siklus I
NO NAMA SISWA Kemampuan Siswa %
M TM
1. Iswanto Ishak √ 100
2. Imail Manggio - √ 0
3. Ismail Tauwa - √ 0
4. Riton Pasemu - √ 0
5. Romi S. Latif √ 100
6. Rahman Saipi - √ 0
7. Rois Latif - √ 0
8. Suprin Tauwa √ 100
9. Suleman Sunubi - √ 0
10. Sopyan Bantuu - √ 0
11. Rahmat Adam √ 100
12. Riski Eksan - √ 0
13. Yuyan Panju - √ 0
14. Suleman Raden √ - 100
15. Husain Adam - √ 0
16. Fikri Albakir √ - 100
17. Rahmad Panju - √ 0
18. Fatma Karim √ - 100
19. Farida Husain - √ 0
20. Elen Husain - √ 0
21. Ningsi Bonggu - √ 0
22. Nangsi Bonggu √ - 100
23. Melis Kaida √ - 100
24. Fatma Uwange - √ 0
25. Sartin Anggulu - √ 0
HASIL PERSENTASE SISWA 30 %

Keterangan : M = Mampu dan TM = Tidak Mampu
Berdasarkan tabel dapat dievaluasikan bahwa yang berhasil dalam pembelajaran IPS dengan 30 % sedangkan nilai yang tertinggi 10 orang siswa sisanya ada 15 orang siswa yang belum mampu atau persentasenya 70 % maka perlu diadakan perbaikan dengan penerapan pada siklus II tentang mata pelajaran IPS dalam kegiatan belajar mengajar dengan mengacu pada peningkatan hasil belajar siswa agar mencapai hasil yang meningkat.

Tabel 3 : DATA PENELIAN
No Perolehan Nilai Ket
1.
2.
3. 75-100
60-74
0-59 BAIK
Cukup
Kurang

b. Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II merupakan lanjutan kegiatan siklus I karena hasil pada siklus I tidak memenuhi hasil persentase sebesar 80% atau hasil penelitian penulis harapkan maka pada siklus II penelitian diharapkan siswa dapat termotivasi untuk mengevaluasi hasil baik pada siklus I sebelumnya, adapun untuk melakukan dapat ditempuh hal-hal berikut :
1. Mengusahakan agar siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan baik.
2. Memberi motivasi pada siswa tentang pembelajaran IPS
3. Memberikan penjelasan kepada siswa tentang pembelajaran IPS
4. Merangsang suasana kelas agar tetap hidup.
Pada siklus II dikenai tindakan hadir seluruhnya, setelah dilakukan evaluasi dan analisis daya serap maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4 : Hasil penilitan Siswa pada Siklus I
NO NAMA SISWA Kemampuan Siswa %
M TM
1. Iswanto Ishak √ - 100
2. Imail Manggio √ - 100
3. Ismail Tauwa √ - 100
4. Riton Pasemu √ - 100
5. Romi S. Latif √ - 100
6. Rahman Saipi - √ 0
7. Rois Latif √ - 100
8. Suprin Tauwa √ - 100
9. Suleman Sunubi - √ 0
10. Sopyan Bantuu √ - 100
11. Rahmat Adam √ - 100
12. Riski Eksan √ - 100
13. Yuyan Panju √ - 100
14. Suleman Raden √ - 100
15. Husain Adam - √ 0
16. Fikri Albakir √ - 100
17. Rahmad Panju - √ 0
18. Fatma Karim √ - 100
19. Farida Husain √ - 100
20. Elen Husain √ - 100
21. Ningsi Bonggu - √ 0
22. Nangsi Bonggu √ - 100
23. Melis Kaida √ - 100
24. Fatma Uwange √ - 100
25. Sartin Anggulu √ - 100
HASIL PERSENTASE SISWA 80 %

Keterangan : M = Mampu dan TM = Tidak Mampu
Berdasarkan tabel 4 di atas di evaluasi bahwa kemampuan siswa pada siklus I dari hasil persentase 30 % meningkat menjadi 80%.
Apabila ada siswa yang tindak berhasil pada siklus II akan dilanjutkan pada siklus berikutnya, ternyata hasil pada siklus II meningkat menjadi 80% dari jumlah siswa 10 orang dan meningkat menjadi 20 siswa. Hasil ini diperoleh dengan evaluasi pada siklus II.
Berdasarkan hasil yang evaluasi tersebut pada tabel 4, daya serat pada indikotar telah berhasil pada mata pelajaran IPS di kelas III SDN 11 Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo.
Adapun langkah-langkah pada siklus II sebagai berikut :
1. Mengevaluasi kembali hasil pelajaran IPS pada siswa yang kurang mampu
2. Memberi motivasi pada siswa pada pembelajaran IPS
3. Memberikan penjelasan kembali kepada siswa yang tidak mampu pada pembelajaran IPS
4. Merangsang suasana kelas agar tetap hidup dan dapat diserap pelajaran tersebut.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Motivasi Siswa pada Mata Pembelajaran IPS
Memahami motivasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi mereka yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam proses belajar mengajar, terutama para guru. Hal ini didasarkan beberapa alasan, yaitu (1) Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembeajaran IPS, (2) Dalam kegiatan pembelajaran IPS siswa kurang memahami pelajaran, (3) Dalam kegiatan pembelajaran IPS siswa tidak menguasai materi pelajaran, (4) Dalam kegiatan pembelajaran IPS selalu dikuasai oleh siswa tertentu. Mengingat demikian pentingnya motivasi siswa dalam belajar, maka guru diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa-siswanya. Dalam usaha ini banyaklah cara yang dapat dilakukan, salah satu upaya yang sering dilakukan adalah menciptakan kondisi tertentu yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
4.4.2 Pemberian Motivasi siswa pada Pelajaran IPS
Pemberian Motivasi dari guru dalam Pemberian Motivasi Belajar (PMB) pada pembelajaran IPS adalah sebagai berikut :
a. Pemberian Angka
Ternyata memberikan angka kepada siswa sangatlah penting. Hal ini disebabkan karena dengan memberikan nilai dapat mengukur keberhasilan kita dalam mengajar. Disamping itu untuk meningkatkan cara belajar siswa sehingga mencapai nilai angka yang baik.
b. Pemberian hadiah dan hukuman
Ternyata hadiah yang diberikan kepada siswa dalam bentuk material hanya diberikan sekali dalam satu tahun ajaran secara serempak dari kelas I sampai kelas VI oleh sekolah. Hal ini dilakukan mengingat keterbatasan keuangan sekolah. Sedangkan guru kelas memberikan hadiah setiap semester sebenarnya sudah terpikirkan olehnya, tetapi karena keterbatasan keuangan sehingga hal ini tidak terwujud.
Hukuman, kenyataannya hukuman juga dapat dilaksanakan pada kelas II Sekolah Dasar kegunaannya akan memberikan dampak positif bagi siswa aktif dalam belajar.



c. Saingan atau Kelompok
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas dan pengamatan didalam kelas ternyata persaingan antara siswa dalam proses belajar mengajar hanya dilakukan kadang-kadang saja, baik secara individual maupun kelompok.
d. Pemberian Ulangan
Kenyataan dilapangan bahwa selain ulangan umum pada setiap akhir semester, guru kelas juga melaksanakan ulangan harian yang dilaksanakan pad setiap selesai sub pokok bahasan atau pokok bahasan sesuai dengan materi pelajaran. Sebelum diadakan ulangan harian guru sudah menginformasikan kepada siswa hari dan tanggal ulangan harian tersebut. Kalau tidak diinformasikan kepada siswa bahwa ulangan mereka tidak akan belajar.
e. Mengetahui hasil belajar dengan membuat grafik hasil belajar siswa
Kenyataan pada SDN 11 Wonosari yang diteliti ternyata guru elas tidak membuat grafik hasil belajar siswa.
f. Pujian
Dalam proses belajar mengajar guru-guru sering memberi pujian kepada siswa yang dapat mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan lisan dalam evaluasi dengan kata-kata yang baik, bagus, baik sekali. Dengan kata lain setiap membuat perbuatan positif guru selalu berusaha memberikan pujian.
g. Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar.
Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik, ada motivasi untuk belajar sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

h. Minat
Proses belajar mengajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.
Motivasi siswa dapat dilakukan sebagaimana yang dikemukakan oleh para pakar pendidikan tersebut di atas, disamping itu dapat pula dilakukan dengan cara menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran, meliputi prinsip kompetensi, motivasi, kerja sama, permainan, lingkuangan, dan berbagai macam alternative lainnya yang dapat memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat. Jika perlu adanya penggunaan insentif bagi siswa yang ingin mengeluarkan pendapat. Pemberian insentif sebagai upaya untuk memancing animo siswa untuk mengeluarkan pendapat dan apabila siswa tersebut dapat mengeluarkan pendapat, maka ia berhak mendapat insentif.
















BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian deskriptif dapat disimpulkan bahwa upaya guru memotivasi siswa pada pembelajarn IPS kelas III SDN 11 Wonosari dapat meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan hasil capaian yang ada pada Siklus II. Pada Siklus I yang memperoleh nilai diatas 75 terhadap siswa 10 orang siswa yang mampu atau 30%, sedangkan siswanya berjumlah 15 orang siswa tidak mampu atau persentasenya 80%. Dengan demikian hasil penilitian pada mata pelajaran IPS dapat dinyatakan berhasil dengan meningkatan motivasi siswa pada mata pelajaran IPS di kelas III SDN 11 Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo.
5.2. Saran
1. Agar proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien maka sebagai seorang guru yang profesional harus menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga proses pembelajaran akan berlangsung dalam suasana yang menyenangkan.Penulis mengharapkan bahwa peningkatan motivasi kepada siswa perlu lebih ditingkatkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Guru diharapkan dapat menganalisis butir soal untuk mengetahui ketuntasan setiap siswa
3. Guru harus menguasai berbagai macam teknik dan strategi dalam pembelajaran agar siswa termotivasi dan semangat dalam belajar
4. Antara siswa dengan guru harus saling berkomunikasi agar terjalin suatu hubungan yang harmonis dalam proses pembelajaran.
5. Dalam proses pembelajaran guru harus menghindari hal-hal yang dapat membuat siswa bosan didalam kelas.



















DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsumo. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Bina Aksara Jakarta
Dimyanti & Mudjiono. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit : Departemen Pendidikan
E, Mulyasa, 2005. Menjadi Guru Profesional, Cet. II. Bandung: Remaja Rosdakarya
Hamalik Oemar. 2003. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bina Aksara Jakarta.
Hilhard Bower. 1975. Theoris of Learning.
Maslow, Santrock dan Yussen,1992. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik, Depdikbud: Dirjen Dikti.
Partanto, Pius A. dan Al Barry, M. Dahlan, tt. Kamus Ilmiah Populer, Arkola: Surabaya
Rohani Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Asdi Mahasetya. Jakarta.
Slameto, 2003. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Surya, Mohammad, 1993. Dasar-dasar Penyuluhan. Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.
Suryabrata, Sumardi, 2001. Psikologi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana Nana. 2004. Penelitian Hasil Proses Belajar. PT. Remaja Rosda. Karya. Bandung.
Sudirman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Rajando Persada Jakarta.
Http://www.google.com/Motivasi Belajar.html. Tanggal akses data 20 -05- 2009
http://google.com//peserta_didik.html. Tanggal akses data 20-05-2009



Lampiran 1

Tabel 1 : Desain penelitian Deskriptif di Kelas III SDN 11 Wonosari
NO JENIS KEGIATAN BULAN 2009 Ket.
Maret April Mei Juni
I II III I II III I II III I II III
1. Pembuatan Proposal
2. Pembimbingan PPL
3. Presentase Proposal
4. Pengumpulan Data :
a. Observasi
b. Wawancara
c. LKS
5. Penyusunan laporan Penelitian














Lampiran 2 :

Tabel 2 : Keadaan Guru dan Pegawai SDN No. 11 Wonosari
No Nama/NIP Pangkat/ Gol Ruang Jabatan Tugas Mengajar Ket
1. Junus Abubakar
196408281988021002 Pembina IVA Kepsek - PNS
2. Warni Ahmad, S.Pd.
196706071994032008 Penata Muda Tkt 1 IIIA G.Kls
GBS V PNS
3. Sukiman Kasturi, S.Pd.
197003142005011011 Pengatur Muda Tkt 1 II/B W.kls
GBS VI PNS
4. Tarmudji Mulyadi, S.Pd.
196505162005011010 Pengatur Muda Tkt 1 II/B W.kls Tematik III PNS
5. Siti Islamiyah, A.Ma.
197005252006042016 Pengatur Muda II/A GBS IPS IV,V,VI PNS
6. Wahida, S.Pd.
198102222006042004 Pengatur Muda Tkt 1 II/B Guru
Kelas Agama
I s/d VI PNS
7. Evie A. Abubakar, A.Ma.
197404042007012006 Pengatur Muda II/A Guru
Kelas IV PNS
8. Titik Susanti, A.Ma.
940009749 Pengatur Muda Tkt 1 II/B Guru
Kelas Tematik I PNS
9. Sri W. Handayani, S.Pd.
197004182009012001 Pengatur Muda II/A Guru
Kelas Tematik II PNS
10. Suroso, A.Ma. - GBS PKN, IV GTT
11. Rupini Tinem - GBS KTK
IV s/d VI GTT
12. Ibrahim Mustapa - GBS Penjas
IV ,V,VI GTT
13. Djamalin Paneo - GBS Penjas
I,II,III GTT

Sumber : Data Sekunder SDN 11 Wonosari




Lampiran 3

Tabel 3 : Jumlah Murid SDN No. 11 Wonosari Kabupaten Boalemo
No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Keterangan
L P
1. I 22 13 35
2. II 26 10 36
3. III 10 15 25
4. IV 15 12 27
5. V 7 22 29
6. VI 16 8 24
Jumlah Total 96 80 176

Sumber : Data Sekunder SDN 11 Wonosari















Lampiran 4
Tabel 1 : Hasil penilaian Siswa pada Siklus I
NO NAMA SISWA Kemampuan Siswa %
M TM
1. Iswanto Ishak √ 100
2. Imail Manggio - √ 0
3. Ismail Tauwa - √ 0
4. Riton Pasemu - √ 0
5. Romi S. Latif √ 100
6. Rahman Saipi - √ 0
7. Rois Latif - √ 0
8. Suprin Tauwa √ 100
9. Suleman Sunubi - √ 0
10. Sopyan Bantuu - √ 0
11. Rahmat Adam √ 100
12. Riski Eksan - √ 0
13. Yuyan Panju - √ 0
14. Suleman Raden √ - 100
15. Husain Adam - √ 0
16. Fikri Albakir √ - 100
17. Rahmad Panju - √ 0
18. Fatma Karim √ - 100
19. Farida Husain - √ 0
20. Elen Husain - √ 0
21. Ningsi Bonggu - √ 0
22. Nangsi Bonggu √ - 100
23. Melis Kaida √ - 100
24. Fatma Uwange - √ 0
25. Sartin Anggulu - √ 0
HASIL PERSENTASE SISWA 30 %

Keterangan : M = Mampu dan TM = Tidak Mampu
Lampiran 5
Tabel 2 : Hasil penilitan Siswa pada Siklus I
NO NAMA SISWA Kemampuan Siswa %
M TM
1. Iswanto Ishak √ 100
2. Imail Manggio - √ 0
3. Ismail Tauwa - √ 0
4. Riton Pasemu - √ 0
5. Romi S. Latif √ 100
6. Rahman Saipi - √ 0
7. Rois Latif - √ 0
8. Suprin Tauwa √ 100
9. Suleman Sunubi - √ 0
10. Sopyan Bantuu - √ 0
11. Rahmat Adam √ 100
12. Riski Eksan - √ 0
13. Yuyan Panju - √ 0
14. Suleman Raden √ - 100
15. Husain Adam - √ 0
16. Fikri Albakir √ - 100
17. Rahmad Panju - √ 0
18. Fatma Karim √ - 100
19. Farida Husain - √ 0
20. Elen Husain - √ 0
21. Ningsi Bonggu - √ 0
22. Nangsi Bonggu √ - 100
23. Melis Kaida √ - 100
24. Fatma Uwange - √ 0
25. Sartin Anggulu - √ 0
HASIL PERSENTASE SISWA 30 %

Keterangan : M = Mampu dan TM = Tidak Mampu
Lampiran 6

Tabel 3 : DATA PENELIAN
No Perolehan Nilai Ket
1.
2.
3. 75-100
60-74
0-59 BAIK
Cukup
Kurang




















Lampiran 7
Tabel 4 : Hasil penilitan Siswa pada Siklus I
NO NAMA SISWA Kemampuan Siswa %
M TM
1. Iswanto Ishak √ - 100
2. Imail Manggio √ - 100
3. Ismail Tauwa √ - 100
4. Riton Pasemu √ - 100
5. Romi S. Latif √ - 100
6. Rahman Saipi - √ 0
7. Rois Latif √ - 100
8. Suprin Tauwa √ - 100
9. Suleman Sunubi - √ 0
10. Sopyan Bantuu √ - 100
11. Rahmat Adam √ - 100
12. Riski Eksan √ - 100
13. Yuyan Panju √ - 100
14. Suleman Raden √ - 100
15. Husain Adam - √ 0
16. Fikri Albakir √ - 100
17. Rahmad Panju - √ 0
18. Fatma Karim √ - 100
19. Farida Husain √ - 100
20. Elen Husain √ - 100
21. Ningsi Bonggu - √ 0
22. Nangsi Bonggu √ - 100
23. Melis Kaida √ - 100
24. Fatma Uwange √ - 100
25. Sartin Anggulu √ - 100
HASIL PERSENTASE SISWA 80 %

Keterangan : M = Mampu dan TM = Tidak Mampu
Lembaran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Pada Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas : III (tiga)
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami pemberian motivasi siswa dalam pembelajaran
B. KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi pembelajaran
C. INDIKATOR
Langkah-langkah penulisan cerita pada powerpoint yang benar .
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat mengenal penulisan cerita pada powerpoint
E. MATERI PEMBELAJARAN
Penulisan cerita anak dengan bahasanya sendiri :
Slide 1 : Pembukaan / Kata Sambutan Siswa
Slide 2 : Judul / Isi Cerita Siswa
Slide 3 : - Cerita Awal
- Cerita Inti
- Cerita Kesimpulan

Slide 4 : Kesimpulan dan Tamat
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Langkah-langkah penulisan pada powerpoint
3. Menulis cerita pada powerpoint melalui media komputer
4. Pemberian tugas (evaluasi)
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
I. Pendahuluan
Tanya jawab tentang cerita yang ingin dituliskan pada powerpoint
II. Kegiatan Inti
- Mendengarkan cerita siswa tersebut
- Menentukan latar cerita
- Menjelaskan sifat dan tokoh cerita yang akan ditulis
- Meringkas penulisan dan isi cerita kalimat pada powerpoint
- Membuat kalimat dengan menggunakan bahasa Indonesia EYD
III. Kegiatan Akhir
- Evaluasi
- PR/Tugas
H. ALAT DAN SUMBER
Alat : Teks Bacaan dan Komputer/Laptop
Sumber : Cerita pada Bahasa Indonesia Kelas IV Hal 120, Erlangga.
I. PENILAIAN
- Tes penjudulan cerita
- Tes tertulis dan lisan
- Pembuatan
- Kesimpulan akhir cerita versi siswa
SOAL TEST :
Pertemuan I (siklus I)
1. Meringkas isi cerita kedalam 3 Slide
2. Membuat penulisan cerita dengan bahasa Indonesia yang benar.
































Lampiran 9

Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas : III (tiga)

A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami teks menulis dan cerita anak yang dibacakan
B. KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi penulisan cerita, kalimat cerita melalui bacaan cerita anak.
C. INDIKATOR
Langkah-langkah penulisan cerita pada powerpoint yang benar .
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat mengenal penulisan cerita paa powerpoint
E. MATERI PEMBELAJARAN
Penulisan cerita anak dengan bahasanya sendiri :
Slide 1 : Pembukaan / Kata Sambutan Siswa
Slide 2 : Judul / Isi Cerita Siswa
Slide 3 : - Cerita Awal
- Cerita Inti
- Cerita Kesimpulan
Slide 4 : Kesimpulan dan Tamat
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Langkah-langkah penulisan pada powerpoint
3. Menulis cerita pada powerpoint melalui media komputer
4. Pemberian tugas (evaluasi)
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
I. Pendahuluan
Tanya jawab tentang cerita yang ingin diceritakan pada powerpoint
II. Kegiatan Inti
- Mendengarkan cerita siswa tersebut
- Menentukan latar cerita
- Menjelaskan sifat dan tokoh cerita yang akan ditulis
- Meringkas penulisan dan isi cerita kalimat pada powerpoint
- Membuat kalimat dengan menggunakan bahasa Indonesia EYD
III. Kegiatan Akhir
- Evaluasi
- PR/Tugas
H. ALAT DAN SUMBER
- Alat : Teks Bacaan dan Komputer/Laptop
- Sumber : Cerita pada Bahasa Indonesia Kelas IV Hal 120, Erlangga.
I. PENILAIAN
- Tes penjudulan cerita
- Tes tertulis dan lisan
- Pembuatan
- Kesimpulan akhir cerita versi siswa
SOAL TEST
Pertemuan - II (siklus II)
1. Meringkas isi cerita kedalam 3 Slide
2. Membuat penulisan cerita dengan bahasa Indonesia yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar