SELAMAT DATANG DI BLOG MARGHARETA

SELAMAT DATANG DI BLOG MARGHARETA

Jumat, 14 Mei 2010

PROPOSAL MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PAKEM PADA PEMBELAJARAN PKN DI KELAS V SD INPRES BULILA KECAMATAN DUHIADAA KABUPATEN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Guru merupakan faktor yang sangat menentukan dalam usaha menciptakan kondisi dinamis dalam pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru mempunyai rasa optimis selama pembelajaran berlangsung. Asumsi yang mendasari argumentasi ini ialah guru merupakan penggerak utama dalam pembelajaran. Keberhasilan dalam pembelajaran terletak pada guru dalam melaksanakan misinya. Karena guru merupakan salah satu faktor penunjang untuk memperoleh keberhasilan dalam pembelajaran. Sehubungan dengan itu guru harus mampu mendorong siswa supaya aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian besar kemungkinan minat dan aktifitas belajar siswa semakin meningkat.
Dalam pembelajaran guru bertindak sebagai motivator yang selalu berusaha mendorong siswa supaya aktif secara fisik maupun psikis dalam pembelajaran, demikian pula siswa dapat memperoleh materi pelajaran secara mendalam, dengan kata lain siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik. Pengetahuan yang dikuasai secara mendalam yang diharapkan dari siswa akan terwujud apabila dalam pembelajaran siswa aktif atas usaha sendiri dalam mencerna pelajaran yang diterimanya dari guru. Dalam hal ini siswa dituntut melakukan kegiatan yang timbul atas kemauan sendiri. Kegiatan itu dapat berbentuk kegiatan jasmani dan rohani dalam menerima, menyimpan, menguji sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu akan tercapai. Motivasi harus semaksimal mungkin dapat mendorong siswa agar dapat membangkitkan aktifitas siswa secara optimal sesuai hasil observasi awal di SD Inpres Bulila Kecamatan Duhiadaa dari 33 orang siswa kelas V hanya 30% atau 10 orang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi sementara 70% atau 23 orang siswa motivasi belajarnya kurang. Hal ini disebabkan kemampuan guru dalam membangkitkan motivasi dari siswa dalam belajar serta bagaimana memeotivasi bagaimana belajar dengan baik dan benar masih rendah. Untuk itu sebagai seorang guru harus dapat melakukan berbagai cara, antara lain memilih metode yang tepat, media yang menarik serta pendekatan yang memungkinkan terciptanya kreatifitas dari siswa.
Pendekatan yang dapat meningkatkan motivasi siswa antara lain pendekatan pakem. Dengan pendekatan pakem anak akan menjadi aktif dan kreatif karna dengan pakem pembelajaran dirasakan anak menyenangkan dan akhirnya anak dengan sendirinya akan termotivasi.
Sardiman (2004 : 25) bahwa motivasi merupakan suatu keseluruhan daya pengerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar.
Oleh karena itu pelajaran PKn disesuai kurikulum kurikulum tingkat satuan pembelajaran (KTSP) saat ini mulai diajarkan dari kelas V yang menjadi dasar untuk kelas- kelas berikutnya.
Oleh Karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang memotivasi siswa mengeluarkan pendapat pada kegiatan pembelajaran yang diformulasikan dalam bentuk judul: “Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Pakem Pada Pembelajaran PKn di Kelas V SD Inpres Bulila Kecamatan Duhiadaa Kabupaten Pohuwato”.
1.2. Identifikasi Masalah
Mencermati dasar pemikiran di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1) Kurangnya motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn.
2) Dalam kegiatan pembelajaran PKn siswa kurang memahami pelajaran.
3) Kemampuan guru dalam memotivasi siswa untuk belajar masih kurang.
4) Pendekatan yang digunakan guru tidak menyenangkan.
5) Guru bisa menerapkan pendekatan pakem dalam pembelajaran PKn.

1.3. Rumusan Masalah
Apakah dengan pendekatan pakem dapat meningkatakan motivasi belajar siswa kelas V pada pembelajaran PKn di SD Inpre Bulila Kecamatan Duhiadaa Kabupaten Pohuwato.


1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pendekatan pakem pada pembelajaran PKn di kelas V SD inpres Bulila Kecamatan Duhiadaa Kabupaten Pohuwato.



1.4.2 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Dan juga bermanfaat sebagai bahan pemikiran dalam usaha terus membina dan membekali anak didik kearah yang lebih baik, dengan sasaran tujuan yang dapat tercapai. Kemudian diharapkan dapat bermanfaaat juga perkembangan pengetahuan, kreativitas maupun kemampuan dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan, serta memperoleh wawasan untuk masa yang akan datang.

BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN


2.1. Hakekat Motivasi
2.1.1. Pengertian Motivasi
Pengertian Motivasi; motivasi sebagai dorongan atau kemauan untuk melakukan sesuatu. Jika dikaitkan dengan kegiatan bimbingan maka siswa berkedudukan sebagai objek motivasi dan pemberi bimbingan adalah guru sebagai subjek motivasi.
Motivasi diartikan sebagai dorongan atau sokongan moril, alasan, tujuan, dan tindakan. Hal ini identik dengan motivator yang diartikan sebagai pendorong, penggerak, pemberi semangat, serta penganjur dan pemberi motivasi seperti yang dikemukakan oleh Moh. Uzer Usman, (2001: 28) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian motivasi sebagai upaya untuk merespon setiap intuisi sehingga melahirkan perbuatan atau tingkah laku.
Dalam hal ini perilaku belajar yang terjadi dalam situasi interaksi belajar mengajar dalam mencapai tujuan dan hasil belajar. Menurutnya, motivasi mempunyai tiga karakteristik yaitu (1) sebagai hasil dari kebutuhan; (2), terarah kepada suatu tujuan; dan (3) ,menopang perilaku.
Eysenck, dkk, (2003: 170); merumuskan motivsi sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap, dan sebagainya. Siswa yang tampaknya tidak bermotivasi, tetapi tidak dalam hal-hal yang diharapkan oleh para pengajar. Mungkin siswa cukup termotivasi untuk berprestasi di sekolah, akan tetapi pada saat sama ada kekuatan-kekuatan yang lain seperti teman-teman yang mendorong untuk tidak berprestasi di sekolah.
Sardiman (2004 : 75); Motivasi sebagai keseluruhan daya pengerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai.
Sejalan dengan itu MC Donald dalam Sardiman ( 2004 : 73) Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan memerlukan “Feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. http://www.google.com
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif- motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melaksanakan belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya.
Berdasarkan berbagai pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah usaha guru dalam mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang terarah dan berlangsung secara efektif agar tujuan pembelajaran tercapai. dan juga motivasi merupakan suatu unsur yang dapat memberikan dorongan atau keinginan seseorang untuk dapat melakukan suatu kegiatan, dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan belajar.

2.1.2. Bentuk- Bentuk Motivasi
Bentuk-bentuk motivasi seorang guru menurut Rohani (2004 : 13) Motivasi terbagi 2 (dua) yaitu :
a. Motivasi Instrinsik yaitu tujuan yang ingin dicapai terkandung dalam perbuatan belajar. Dalam belajar telah terkandung tujuan menambah pelajaran, misalnya seorang pelajar agar lebih sanggung mengatasi kesulitan-kesulitan hidup, agar memperoleh pengetahuan, pengertian, sikap baik, penguasaan kecakapan.
b. Motivasi Ekstrinsik yakni tujuan yang ingin dicapai terletak diluar pembuatan belajar itu dan tidak terkandung didalam perbuatan itu. Misalnya berupa angka, hadiah, pujian, dan sebagainya. Tujuan itu bukan sesuatu yang wajar dalam kegiatan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi instrinsik tumbuh karena kesadaran akan tugas dan tanggungannya sebagai siswa yang harus memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan sedangkan motivasi ekastrinsik adalah dorongan dari luar agar siswa bergairah dalam belajar.
Sehubungan dengan uaraian maka dalam proses pembelajaran guru harus menimbulkan motif-motif tertentu dari siswa. Motivasi guru harus berlangsung secara kontinyu dan efektif agar aktifitas-aktifitas belajar siswa mencapai puncak yang maksimal sebab apabila aktifitas belajar siswa mencapai puncak yang maksimal besar kemungkinan siswa akan memperoleh hasil yang optimal.

2.1.3. Tujuan Pemberian Motivasi
Tujuan pemberian motivasi dari guru tidak lepas dari tujuan pendekatan yaitu pada hakikatnya memaksimalkan manusia, atau menghantar anak didik untuk menemukan jati dirinya yaitu agar setiap individu manusia itu menyadari dan memahami “siapa dia” mengapa dia diadakan didunia ini dan “harus kemana nantinya”, konsep seperti ini sangat penting sebagai landasan filosofis dan dasar motivasi untuk melakukan aktivitas belajar mengajar.
Beberapa tujuan pemberian motivasi adalah sebagai berikut : a.) Agar siswa belajar dengan giat; b). Mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Sardiman (1996) siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat dicirikan sebagai berikut: 1)Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). 2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat putus asa). 3) Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya). 4) Lebih senang kerja mandiri. 5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. 6) Dapat memperthanankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). 7) Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya. 8) Senang mencari dan memecahkan soal- soal.

2.1.4. Fungsi Motivasi
Adapun fungsi motivasi adalah :
a. Memberikan semangat dan mengaktifkan peserta didik supaya tetap berminat dalam belajar.
b. Memusatkan perhatian yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.
c. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka panjang. Motivasi sangat berguna bagi tindakan atas perbuatan seseorang.
Hal-hal tersebut anatar lain adalah sebagai berikut:
a. Motivasi itu mendukung manusia untuk berbuat atau bertindak, motivasi berfungsi sebagai penggerak yang memberikan energi atau kekuatan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu.
b. Motivasi dapat menentukan agar perbuatan yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita, motivasi mencegah penyeiewengan dari jalan yang lurus untuk mencapai tujuan. Maka makin jelas tujuan itu, makin jelas pula jalan yang akan ditempuh.
c. Motivasi menyeleksi perbuatan, artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi guna mencapai suatu tujuan dengan mengenyampingkan perbuatan yang tidak atau kurang bermanfaat bagi tujuan semula.
Fungsi lain dari motivasi adalah sebagai berikut:
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, seperti timbulnya dorongan untuk belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.

2.2. Hakekat Belajar.
Berbicara tentang belajar pada dasrnya berbicara tentang bagaimana tingkah laku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman dari pengertian di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa istilah belajar berhubungan erat dengan mengajar dan pembelajaran terjadi bersama- sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi beberapa hal yang guru lakukan di dalam kelas. Duffy dan Roerlher (1989) mengatakan apa yang dilakukan guru agar proses belajar mengajar berjalan lancar, bermoral dan membuat siswa dapat merasa nyaman dan merupakan bagian dariaktifitas mengajar. Juga secara khusus mencoba dan berusaha untuk mengimplementasikan.

2.2.1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses didalam kepribadian manusia, perubahan tersebut ditempatkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas.
Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. Margaret Gredler, terj Munandar, (1994; 1) belajar peserta didik dapat mengetahui hal-hal yang baru dan dapat meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya, mengubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari yang salah menjadi benar, dan dari kurang baik menjadi baik. Seperti yang dikatakan oleh Riberu, bahwa belajar merupakan proses dan dalam proses ini orang berkenalan dengan salah satu pola lajkuatau memperbaiki salah satu pola laku yang telah dikuasainya. Riberu, (1982 :10). http://google.com//peserta_didik.html.
Selain itu Riberu juga mengatakan, belajar bisa berarti berkenalan dengan atau memperbaiki pemikiran, berkenalan dengan atau memperbaiki turturan bicara, berkenalan dengan atau memperbaiki tindakan/kegiatan. Riberu, 1982; 11)
Belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku interaksi individu dengan lingkungan. Oemar Hamalik (2003 : 151) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif matang berkat latihan dan pengalaman. Sejalan sengan itu Sardiman (2004:2) menyatakan bahwa belajar adalah usaha mengubah tingkah laku.
Hilhard Bower dalam buku Theories of Learning (1975). Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecendrungan respon pembawaan kematangan.
Belajar bisa melalui pengalaman melibatkan peserta didik secara langsung dalam masalah atau isu yang dipelajari. Sehingga peserta didik dapat lebih aktif dan menerima pelajaran dengan baik. Bukan sebaliknya cepat jenuh, dan bosan. Belajar aktif dan menyenangkan (biasa dikenal dengan ‘Learning/ Learning by Fun’) dapat menstimulus kreativitas peserta didik dalam proses belajar.
Dengan kata lain, belajar merupakan suatu upaya untuk memperbaiki, mengembangkan, bahkan meningkatkan kemampuan afektif, psikomotorik, dan kinestetik peserta didik. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik harus seimbang antara otak kanan dan kiri. Untuk mencapai hal tersebut, sebaiknya proses belajar tidak hanya dilaksanakan dengan metode konservatif (ceramah/DDCH  Duduk, dengar, catat, dan hafal), tetapi juga metode-metode lain yang dapat merangsang keaktifan peserta didik.
Dari beberapa definisi belajar diatas bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku, dan ini tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi ada yang sengaja direncanakan dan ada yang sendirinya terjadi karena proses kematangan.
Proses yang sengaja direncanakan agar terjadi perubahan perilaku disebut dengan proses belajar. Perubahan-perubahan perilaku ini merupakan hasil belajar yang cukup Ronah Kognitif, Ronah Efektif, dan Ronah Psikomotor.

2.2.2. Fungsi Belajar
Fungsi belajar menurut Nasution (2003:4) untuk memperoleh kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Funsi belajar merupakan proses aktif dari siswa dalam membangun pengetahuan, bukan hanya proses pasif yang menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga jika pembelajaran tersebut tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Keterampilan yang memproses hasil belajar berupa konsep dan fakta yang sudah diperoleh itu, untuk mengembangkan diri, untuk menemukan sesuatu yang sangat penting. Dengan konsep dan fakta yang telah dipahami betul, dapat di proses untuk menguasai dan menemukan fakta dan konsep yang lebih banyak. Winartapura (1997 : 82- 84), pemberian konsep dan fakta yang terlalu banyak, dapat menghambat kreativitas siswa. Tidak menguasai semua konsep dalam semua ilmu, namun siswa mempunyai kemampuan dasar untuk mengembangkan konsep dan fakta yang terbatas itu, sehingga mereka mampu menciptakan atau menemukan sesuatu yang baru.

2.2.3. Tujuan Belajar
Djamarah !1996: 35) pada hakekatnya tujuan belajar dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu umum dan khusus.
Tujuan Umum.
1. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang sellau berkembang melalui latihan bertindak aas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif.
2. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan pola pikir dalam kehidupan sehari- hari dan dalam mempelajari ilmu pengetahuan,
Tujuan Khusus.
1. Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat di alih gunakan, melalui kegiatan sehari- hari.
2. mengembangkan kemampuan dalam berbagai pengetahuan sebagai bekal belajar lebih lanjut d SLTP.
3. Membentuk sikap logis, kritis, cermat dan disiplin.

2.2.4. Faktor- Faktor yang Mendorong Aktivitas Belajar
Faktor-faktor yang mendorong aktivitas belajar siswa yaitu :
a. Waktu yang lebih banyak bagi kegiatan-kegiatan belajar mengajar.
b. Tingkatkan partisipasi siswa secara aktif dalam kegiatan belajar dengan menuntut respon yang aktif dari siswa. Gunakan berbagai teknik mengajar, motivasi, serta penguatan.
c. Berikanlah pelajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai.
d. Masa transisi antara berbagai kegiatan dalam mengajar hendaknya dilakukan secara cepat dan luas.
e. Usahakan agar pengajaran dapat lebih menarik minat dan mengaitkan dengan bahan dan prosedur pengajaran.
f. Kenali dan bantu anak-anak yang kurang terlibat, selidiki apa yang menyebabkannya dan apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan partisipasi anak tersebut.
g. Siapkanlah siswa secara tepat persyaratan awal apa yang diperlukan oleh anak untuk mempelajari tugas belajar yang baru. Sesuai pengajaran dengan kebutuhan-kebutuhan individu siswa, hal ini sangat penting untuk meningkatkan usaha dan keinginan untuk berperan aktif.

2.2.5. Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Motivasi
Upaya yang harus dilakukan guru yaitu : Pemberian motivasi dari guru untuk siswa kelas V Sekolah Dasar pada bidang studi IPS. Dalam pembahasannya harus menghubungkan antara tujuan IPS sekolah dasar dengan masa keserasian belajar siswa sekolah dasar dan ciri-ciri khas siswa kelas-kelas rendah sekolah dasar. Karena siswa kelas V sekolah dasar umumnya berumur 8 tahun, maka sesuai kelas V sekolah dasar termasuk kategori siswa kelas rendah yang memiliki sifat-sifat khas atau ciri tertentu yang dimiliki oleh siswa kelas rendah.
Tujuan adanya mata pelajaran IPS di SD adalah agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, maupun sebagai anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.
Ciri-ciri khusus kelas rendah SD, anak memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Faktor kesehatan jasamani sangat erat sekali hubungannya dengan prestasi belajar anak.
b. Mengharapkan pujian
c. Sifat egoisnya sangat besar
d. Belum dapat menilai buruknya suatu pekerjaan
Dalam hubungannya dengan teknik pemberian motivasi dari guru dilihat dari cara mengajar sebagaimana dikemukakan oleh Rohani (2004:12) :
a. Cara mengajar yang bervariasi
b. Mengadakan pengulangan informasi
c. Memberikan stimulus baru misalnya melalui pertanyaan kepada anak didik.
d. Menggunakan hadiah atau alat bantu yang menarik perhatian peserta didik seperti gambar, foto, diagram dan sebagainya.

2.2.6.Teknik Pemberian Motivasi Guru Mata Pelajaran PKn Di Kelas V Sekolah Dasar Dilihat Dari Cara Mengajar
Adapun teknik-teknik pemberian motivasi guru pada mata pelajaran IPS :
a. Guru harus mempersiapkan program dan pembelajaran yang tepat yaitu tujuan pembelajaran khusus yang digunakan harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
b. Dalam mengajar bahan pelajaran IPS hendaknya dimulai dari lingkungan yang terdekat (sekitar) tempat tinggal siswa yang sederhana sampai pada bahan yang lebih luas dan kompleks.
c. Guru harus membangkitkan, memelihara semangat untuk belajar sampai berhasil.
d. Dalam pembelajaran IPS pengalaman langsung melalui pengamatan (observasi), atau menyiapkan media akan membantu siswa untuk termmotivasi dalam belajar IPS.
e. Agar siswa tidak acuh tak acuh yang tidak memusatkan perhatiannya ada yang bermain, ada yang bersemangat maka guru dapat menggunakan strategi belajar mengajar yaitu memiliki satu diantara bermacam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, pemberi hadiah atau pendidik. Agar pembelajaran IPS tetap menarik perlu adanya motivasi penyajian bahasa seperti melalui nyanyian, deklamasi, bermain peran.

2.3. Pendekatan PAKEM dalam pembelajaran PKn
2.3.1. Pengertian Pembelajaran PAKEM
Manusia memperleh sebagian besar dari kemampuanya melalui belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi tertentu yang dapat diamati, diubah dan dikontrol. Kemampuan manusia yang dikembangkan melalui belajar yaitu pertama : ketrampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, ketrampilan motorik dan sikap.
Pendidik dituntut untuk menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik untuk mencapai kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh subjek didik. Dalam hal ini peranan desain pesan dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting. Karena desain pembelajaran menunjuk pada proses memanipulasi atau merencanakan suatu pola atau signal dan lambang yang dapat digunakan untuk menyediakan kondisi untuk belajar.
Penelitian ini akan diuraikan tentang aplikasi desain pesan dalam pembelajaran PAKEM yang menekankan pada aspek pemerolehan kemampuan berdasarkan teori Gagne yaitu ketrampilan intelektual. Informasi verbal, strategi kognitif, ketrampilan motorik dan sikap.
Pakem adalah singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam prosespembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan menemukan gagasan.
Pembelajaran aktif, keratif efektif dan menyenangkan ( PAKEM ) adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman berbagai sumberdan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. Meskipun yang diharapkan pertama dan utama adalah keaktifan, dan kreatifitasan peserta didik, namun sebenarnya gurupun dituntut untuk aktif dan kreatif, guru sangat menentukan apakah skenarionya berhasil, atau tidak. ( www.unv.ac.id)
Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari sipembelajar dalam membangun pengetahuanya, bukan proses positif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar- mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatianya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatianya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif. Yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswasetelah proses pembelajaran berlangsung. Sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajrana yang haruz dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.(www.Unik.s.Blogspot.com 15 April 2009 )
Secara garis besar PAKEM dapat dideskripsikan sebagai berikut :
- Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan merekadengan penekanan pada belajar melalui buat.
- Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadi pembelajaran menarik menyenangkan dan cocok bagio siswa.
- Guru mengatur kelas dengan memanjang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan pokok baca.
- Guru menerapkan cara mengajar yng lebih kooperatifdan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
- Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkn gagasanya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Untuk dapat memahami pembelajaran PAKEM dapat mencermati ciri- cirinya sebagaiman dikemukakan oleh Lynne Hill, yaitu :
1. Pembelajaran tersebut direncanakan dengan baik, yang didasarkan pada hasil di identifikasi tujuan dan kemampuan awal siswa dan mencakup urutan pembelajaran, pengorgasisasian kelas, pengelolaan sumber belajar dan cara penilaian yang akan digunakan.
2. Pembelajaran tersebut menarik dan menantang yang ditandai oleh peran guru dan tidak selalu dominan, sementara siswa aktif melakukan aktivitas belajar. Pembelajaran juga dapat meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, termasuk tugas-tugas terbuka.
3. Siswa sebagai pusat pembelajaran, yang ditandai oleh adanya tuntutan agar siswa aktif terlibat, berpastisipasi, bekerja, berinteraksi antarsiswa, menemukan dan memecahkan masalah.( Khaerudin dalam www.ilmupendidikan.net).

2.3.2. Prinsip Pemilihan Model PAKEM
Sebagai sebuah profesi yang professional, maka semua tindakan yang dilakukan guru harus didasarkan pada kerangka teori dan kerangka berpikir yang jelas. Demikian juga dengan pilihan untuk memilih dan memanfaatkan pendekatan PAKEM, harus didasari pada suatu rasional mengapa kita memilih dan menggunakan pendekatan tersebut. Berkenaan dengan hal ini perlu dikemukakan sejuml;ah alas an dan dasar teoritik sekaligus dasar filosofis. Salah satu perkembangan teori pembelajaran yang mendasari munculnya pendekatan PAKEM adalah terjadinya pergeseran paradigm proses belajar mengajar, yaitu dari konsep pengajaran menjadi pembelajaran yang berimplikasi kepada peran yang harus dilakukan guru yang tadinya mengajar menjadi membelajarkan.
Konsep pembelajarn yang merupakan terjemahan dari kata instructional pada dasarnya sudah lama dikenal di Indonesia, yaitu sejak tahun 1975, yang tergambar dalam rumusan tujuan yang harus dibuat guru, yaitu rumusan tujuan instruksional khusus. Namun implementasi dari konsep pembelajaran didalam kelas belum terjadi secara sesungguhnya. Dalam konsep pengajaran peran yang palin dominan ada pada guru, yaitu sebagai pengajar yang melaksanakan tugasnya mengajar. Dalam kegiatan pengajaran komunikasi sering hanya satu arah, yaitu dari guru kepada siswa, sehingga siswa lebih banyak pasif. Pada saat guru menyampaikan materi pelajaran, yaitu biasanya dilakukan melalui ceramah, para siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru. Permasalahannya yang paling mendasar adalah saat seoranguru mengajar apakah ada jaminan bahwa para siswanya belajar?
Berbeda dengan konsep pengajaran, konsep pembelajaran lebih mengutamakan pada aktifitas siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya. Dalam konsep pembelajaranya tugas guru adalah membelajarkan siswa. Melalui penerapan konsep pembelajarn ini maka siswa akan menjadi aktif melakukan berbagai aktifitas belajar, yang tidak hanya mendengarkan, tetapi mereka harus terlibat secara aktif.
Hal yang ahrus dilakukan dalam melaksanakan PAKEM adalah :
a. Memahami sifat yang dimiliki anak setiap anak unik. Mereka memiliki karakteristik yang berbeda. Namun pada dasarnya mereka juga memiliki sifat umum yang sama, yaitu memiliki rasa ingin tahu dan daya imajinasi. Kedua sifat ini merupakan modal dasar untuk mengembangkan sikap/berpikir kritis dan kreatif, karena itu, pembelajaran diharapkan menjadi wahana dan saran mengembangkan kedua potensi tersebut.
b. Mengenal anak secara perorangan para siswa memiliki latar belakang social, ekonomi dan budaya bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda.
c. Memanfaatkan perilaku anak dalam perorganisasian belajar cirri lain yang dimiliki anak- anak adalah kesenangan untuk bermain, berteman secara berkelompok.
d. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan kemampuan memecahkan masalah salah satu fungsi pembelajaran adalah menyiapkan peserta dididk untuk siap terjun ke masyarakat denagn berbagai permasalahannya.
e. Mengembangkan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik ruang kelas sebagai lingkungan belajar, sebagai salah satu sumber belajar.
f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat kaya dengan bahan belajar.
g. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar, umpan balik yang disampaikan guru member informasi tentang kualitas belajar yang dilakukan siswa.
h. Membedakan aktif fisik dengan aktif mental.
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan model pakem, ada sejumlah kemampuan yang harus dilakukan dan di kuasai guru, (Depdiknas, 205:78) diantaranya:
a. Guru harus merancang dan mengelola pembelajarannya yang mampu mendorong siswa berperan aktif di dalamnya. Untuk itu guru harus mampu melaksanakan pembelajaran secara bervariasi.
b. Guru harus menggunakan alat bantu dan sumber yang bergam (multimedia)
c. Guru member kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilannya.
d. Guru member kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan dan tulisan.
e. Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa.
f. Guru mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa sehari- hari.
g. Menilai pembelajaran dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus.
2.3.3. Pengelolaan Kelas Pakem.
Setting kelas didasarkan dalam proses belajar, termasuk kolaborasi, otonomi individu, refleksi, relevansi pribadi dan pluralism. Setting kelas yang konstruktif akan memberikan kesempatan aktif belajar.
Mengacu pada pendekatan holistic dalam pendidikan, setting kelas konstruktif merefleksikan asumsi bahwa proses pengetahuan dan pemahaman dan akuisisi adalah benar- benar melekat pada konteks social dan emosianal saat belajar. Karakteristik setting kelas konstruktif untuk belajar adalah terkondisikanya belajar secara umum, instruksi dan belajar bersama.
Lima metode kunci untuk merancang setting kelas yang konstruktif, yaitu : 1) melindungi pemalajar darri kerusakan praktik instruksional dengan mengembangkan otonomi dan control pemelajar, mendorong pengaturan diri dan membuat instruksi secara pribadi yang relevan dengan pemelajar, 2) menciptakan konteks belajar yang mendorong pengembangan otonmi pribadi, 3) mengkondisikan pemelajar dengan alas an-alasan belajar dan aktifitas belajar, 4) mendorong pengaturan diri dengan pengembangan ketrampilan dan tingkah laku yang memungkinkan pemelajar meningkatkan tanggung jawab dalam belajarnya, dan 5) mendorong kesadaran belajar dan pengujian kesalahan ( Hadi Mustopa,1998 dalam www.UNIK.S.blogspot.com April 2009 ).

2.4. Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Pakem Pada Pembelajaran PKn di Kelas V SD Inpres Bulila Kecamatan Duhhiadaa.
Nasution dalam Rohani (2004 : 13) mengatakan bahwa motif atau penyebab peserta didik belajar ada dua hal yaitu :
b. Siswa belajar karena didorong oleh keinginan untuk mengetahuinya dalam belajar terkandung tujuan untuk mengubah pengetahuan.
c. Siswa belajar supaya mendapat angka yang baik, naik kelas, mendapat ijazah dan sebagainya.
Sejalan dengan itu maka upaya guru meningkatkan motivasi belajar dengan pendekatan pakem yaitu :
a. Memberi angka
Kebanyakan siswa belajar ingin memperoleh angka yang baik, maka dari itu dia berusaha dengan segenap tenaganya untuk belajar. Memberi angka atau nilai harus benar-benar menggambarkan hasil belajar siswa, dengan kata lain nilai harus diberikan harus objektif tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor subjektif yang tidak ada hubungannya dengan dengan hasil belajar siswa. Jadi nilai yang diberikan pada siswa adalah nilai murni sebagai penghargaan terhadap hasil pekerjaannya.
b. Memberi hadiah
Dalam proses pembelajaran gru boleh memberikan hadian kepada siswa. Pada permulaan pertemuan sebagai bahan apersepsi guru mengatakan kepada siswa, apabila pelajaran ini selesai akan diadakan tes. Baranga siapa yang memperoleh nilai yang paling tinggi akan diberikan hadiah, misalnya buku tulis, polpen, pensil, dan sebagainya. Hadiah yang diberikan itu merupakan usaha guru untuk merangsang siswa dalam mengikuti pelajaran. Hal ini merupakan suatu usaha guru untuk mendorong timbulnya aktivitas belajar siswa.
c. Mengadakan persaingan
Saingan merupakan suatu kegiatan yang dapat mendorong siswa untuk menekuni pelajaran, mengandung harapan akan memperoleh nilai dari kawan-kawanya. Dalam hal belajar persaingan yang positif antar siswa baik secara individu maupun kelompok sangat diperlukan karena dapat membangkitkan aktivitas belajarnya.
d. Hasrat untuk belajar
Hasil belajar siswa akan lebih baik apabila siswa mempunyai hasrat untuk mempelajari sesuatu. Kuatnya hasrat siswa untuk belajar tergantung pada bermacam-macam faktor. Antara lain faktor nilai dari tujuan pengajaran itu sendiri bagi siswa.
e. Ego Involment (Harga diri)
Orang merasa ego Involment ialah apabila orang tersebut melibatkan diri bila dia merasa pentingnya tugas dan menerimanya suatu tantangan dengan mempertaruhkan harga dirinya. Kegagalan berarti berkurangnya harga dirinya, maka dari itu dia berusaha dengan segenap tenaganya supaya berhasil baik untuk menjaga harga dirinya. S. Nasution mengatakan : Ego Involved (harga) diri siswa terlihat dalam tugas itu (1986 : 83).
f. Sering membuat ulangan
Siswa-siswa akan lebih giat belajar bila sering diadakan ulangan atua tes dalam waktu dekat, maka dari itu memberikan ulangan sangat penting bagi kemajuan belajar siswa. Setiap memberikan ulangan guru harus memberitahu siswa kapan ulangan tersebut akan dilaksanakan. Dengan demikian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar saat menghadapi ulangan yang dihadapinya. Memberikan ulangan juga jangan terlalu sering, karena kurang berpengaruh pada siswa. Sehubungan dengan itu S. Nasution mengatakan : ”Agaknya ulangan yang diadakan sekali dalam seminggu lebih merangsang siswa-siswa untuk belajar dengan giat dari pada ulangan setiap hari”. (1986)
g. Mengetahui hasil belajar
Akan timbul kegembiraan dan keinginan untuk lebih meningkatkan kegiatan belajar dalam diri siswa, jika kita mengetahui kemajuan yang diperolehnya. Karena itu guru harus membuat grafik atau kurva hasil belajar siswa yang dibuat setiap semester dan setiap kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan oleh siswa harus diberitahukan kepada siswa. Sehubungan dengan itu Praitno (1989: 25) mengatakan bahwa : ”Patut diingat oleh guru, bahwa persaan sukses harus dibentuk didalam diri siswa untuk membangun motivasi siswa dalam belajar.
h. Kerjasama
Dalam proses pembelajaran selain siswa harus menyelesaikan pekerjaan secara individu, siswa juga harus dapat menyelesaikan suatu pekerjaan kelompok secara bersama-sama. Kerjasama dapat membawa belajar karean ada diantara teman-temanya yang belajar dengan sungguh-sungguh maka dapat mengurangi kemalasan belajar bagi teman-teman lainnya.
i. Tugas yang Challenging
Tugas yang Challenging ialah tugas yang sulit mengandung tatangan bagi siswa, yang dapat merangsang siswa untuk mengeluarkan segenap kemampuannya. Tugas yang diberikan harus dalam batas kemampuan siswa.


j. Pujian
Pujian yang diberikan kepada siswa mmeupuk suasana yang menyenangkan serta dapat mempertinggi harga diri siswa. Guru harus mencari masalah-masalah pada tiap-tiap siswa yang diuji. Misalnya dalam hal tulisan, tingkah laku, hasil kerjanya dan Kerapian lain yang bersifat positif. Tetapi pujian itu juga berlebihan karena pujian yang tidak beralasan dan terlalu sering diberikan tidak pada batasannya dan beralasan, misalnya pujian itu pantas diberikan pada siswa yang dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik dipapan tulis. Dalam hal ini Nasution (1986 : 84) mengatakan bahwa : Pujian sebagai akibat pekerjaan yang diselesaikan dengan baik merupakan motivasi yang baik.
k. Teguran dan Kecaman
Menurut Nasution (1986 : 84) teguran dan kecaman dipergunakan untuk memperbaiki siswa yang membuat kesalahan, mraha dan berkelakuan tidak baik. Diharapkan dengan adanya teguran dan kecaman siswa lebih rajin dalam belajar sehingga memperoleh hasil belajar yang baik.
l. Hukuman
Hukuman sebagai alat untuk memotivasi siswa yang lebih banyak memberikan pengaruh psikologis yang negatif jika dibandingkan dengan motivasi yang ditimbulkan. Dengan hukuman ada kemungkinan meningkatkan proses belajar siswa, namun siswa yang berhenti belajar jika hukuman ditiadakan. Glasser (1970) dalam Prayetno (1989 : 24). Hukuman dapat menimbukan kecaman, gangguan emosi dan perasaan bersalah didalam diri siswa. Didalam belajar siswa dibayangi oleh ketahutan berbuat salah, ragu-ragu sehingga timbul keinginan untuk tidak berbuat.
m. Membutuhkan Minat
Pelajaran berlangsung dengan baik apabila siswa berminat terhadap bahan pelajaran.
Bangkitkan minat belajar siswa dengan cara- cara sebagai berikut :
1. Materi pelajaran harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa.
2. Menghubungkan pelajaran dengan pengalaman siswa.
3. Menggunakan berbagai bentuk model mengajar, misalnya dengan metode diskusi, demonstrasi dan sebagainya.
n. Suasana yang Menyenangkan
Guru harus berusaha semaksimal mungkin menciptakan suasana yang menyenangkan agar siswa merasa aman dan tentram dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam kelas sebagai anggota yang dihargai dan dihormati.
o. Tujuan yang diakui dan diterim adengan baik oleh siswa
Tujuan pengajaran harus jelas bagi siswa, karena dengan mengetahui tujuan materi pengajaran tersebut siswa akan menyadari bahwa tujuan itu sangat berarti dan berharga baginya. Dengan demikian siswa akan berusaha untuk mencapainya.


2.5. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoretis di atas maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah : jika menggunakan pendekatan PAKEM, maka motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan.

2.6. Indikator Kinerja
Yang menjadi indikator kinerja dalam penelitian ini adalah apabila minimal 80 % dari jumlah siswa menunjukkan nilai baik maka penelitian tindakan kelas telah berhasil dan tidak di lanjutkan pada siklus II.


BAB III
METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas. Yang dilaksanakan dengan berkolaborasi bersama pihak siswa dan dilaksanakan partisipatif dalam artian dibantu oleh guru kelas V. Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang berusaha memecahkan masalah kesulitan belajar siswa melalui pembelajaran yang aktiff kreatif, efektif dan menyenangkan,(PAKEM) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SD Inpres Bulila sejumlah 33 orang.

3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 33 siswa di SD Inpres Bulila Kecamatan Duhiadaa. Keputusan untuk mengambil kelas V ini sebagai objek penelitian telah disepakati bersama guru kelas yang terkait beserta izin dari kepala sekolah.
Sedangkan untuk objek penelitian ini adalah jalanya proses kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan di SDN Inpres Bulila.


3.3 Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini yaitu kelas V SDN Inpres BUlila Kec.Duhiadaa yang terdiri dari ….peserta didik.
2. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Bulila Kec.Duhiadaa.

3.4. Model Dan Desain Penelitan
Model penelitian tindakan kelas ( PTK) yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model dari kemmis & McTaggart , yang menggunakan sistem spiral. Adapun model ini terdiri dari 4 komponen penelitian yang rencana, tindakan, observasi, dan refleksi.
Pembelajaran PKn kelas V SDN Bulila didesain dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan ( PAKEM ). Dan tahapan penelitian tindakan kelas ini meliputi :
1. Siklus I
Siklus I ini secara terperinci akan dipaparkan sebagai berikut ini :
a. Perencanaan
Pada tahap observasi dan wawancara disekolah peneliti dapat menyimpulkan beberapa perencanaan tindakan yang akan dilakukan dalam menangani kendala yang ada disekolah tersebut terutama permasalahan dikelas V. Oleh karena itu, peneliti telah merencankan tindakan yang akan dilakukan pada kegiatan pembelajaran.
Berikut ini merupakan tahapan perencanaan tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu : penyusunan rencana pembelajarn ( RPP ) yang sesuai dengan model PAKEM melalui kegiatan yang tidak menjenuhkan bagi siswa didik. RPP digunakan oleh guru sebagai acuan dalam menyelenggarakan proses kegiatan belajar mengajar.
Penyusunan dan penyiapan soal test, persiapan sarana belajar, LKS yang disusun peneliti untuk dikerjakan peserta didik.
Penyusunan dan penyiapan lembar observasi kegiayan proses belajar mengajar dikelas V.
Penyusunan program wawancara untuk siswa guna memudahkan peneliti dalam mengetahui kendala yang dialami siswa didik selama kegiatan belajara mengajar.
b. Pelaksanaan Tindakan ( action)
Ditahap pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan rencana kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan PAKEM seperti yang telah direncanakan sebelumnya. Tindakan ini bersifat terbuka, dan sesuai dengan kejadian yang terjadi dalam proses kegiatan belajar mengajar.
c. Pengamatan
Pengamatan ataun popular dengan sebutan observasi ini dilaksanakan oleh peneliti pada saat kegiatan belajar berlangsung dikelas. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengamati jalanya proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Dari pengamatan ini peneliti mampu menyinpulkan kendala yang dialami oleh siswa didik tentang tingkat pemahaman mereka pada pelajaran Pkn yanhg disampaikan oleh guru.
d. Refleksi
Dari kegiatan yang dilakukan peneliti, wawancara dan pratest, dapat dilihat perlunya remedial sebagai bahan perbaikan dan pengendali kegiatan belajar mengajar tahap berikutnya agar berjalan seperti model yang yang akan diterapkan oleh peneliti yaitu pembelajrana aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan ( PAKEM ). Refleksi ini akan dilakukan dalam kegiatan pada siklus I dan II.

2. Siklus II
Siklus dua dapat dilakuakn setelah pemahaman siswa dari siklus I terdeteksi dan siklus II ini digunakan guna memperbaiki Siklus I. siklus II inbi juga memiliki beberapa tahapan yaitu rencana, tindakan, observasi, dan refleksi.

3.5 Isntrumen Penelitian
Instrument penelitian tindakan kelas ini memakai beberapa instrument antara lain yaitu sebagai berikut :
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP ini berisi konsep pelajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa didiknya. Dalam RPP ini sendiri tersususn dari berbagai aspek meliputi standar kompotensi, kompotensi dasar, materi pelajaran, dan evaluasi. RPP ini terdapat pada lampiran.
2. Lembar Kerja Siswa
Lemba kerja siswa ini merupakan media atau sarana bagi siswa agar mereka menyelesaikan bentuk diskusi yang disediakan guru dalam bentuk soal cerita yang dapat mereka identifikasi dengan ekerjasama dalam kelompok. LKS ini juga tercantum pada lampiran dibagian belakang.
3. Pedoman Observasi
Pedoman observasi ini merupakan lembaran yang berisi aspek pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan belajar mengajar berlangsung di dalam kelas dan pedoman lembar observasi ini terdapat di lampiran.
4. Catatan Lapangan
Ini merupakan catatan yang bebas disampaikan dan bertujuan untuk melukiskan proses berlangsungnya kegiatan belajar mengajar baik berupa kesulitan atau kendala yang dihadapi oleh guru ataupu siswa didik itu sendiri.
5. Pedoman Wawancara
Pedoman ini disusun guna menjadi arahan bagi peneliti dalam melakukan wawancara dengan siswa tentang jalanya proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Pedoman wawancara seperti kita ketahui bersama ini berisi tentang beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada siswa didik yang akan memaparkan kendala atau kesulitan yang didapatkan dalam kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung.
6. Dokumentasi
Dokumentasi ini digunakan untuk memperkuat keakuratan data yang diperoleh dari observasi pada tahap awal. Dokumentasi ini oleh penelii dipaparkan melalui daftar nilai siswa dan angket kuisioner tertutyup yang didisi oleh siswa.
7. Tes
Dalam penelitian ini, tes terdiri dari 3 tahap yaitu pratest,tes siiklus 1, dan tes siklus 2. Tes berbentuk pilihan ganda yang tiap rangkaian soal berisi 10 soal, dengan alokasi waktu 20 menit pada tiap tesnya. Pratest berguna untuk mengetahui kemampuan awal siswa didik, sedangkan siklus I digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi wawsan Nusantara yang disampikan guru, dan test siklus II berfungsi untuk mengukur ketuntasan belajara siswa yang diterapkan melalui metode.

3.6. Analisis Data Penelitian
Dari data yang telah dikumpulkan dari catatan lapangan, hasil wawancara,hasil observasi, dan test maka dapat dilakukan analisa. Pendekatan analisa data yang dipakai yaitu secara induksi analitik yang bermaksud membuktikan suatu teori/hipotesis. Analisa akan dilakukan secara deskriptif analitik yang berarti interprestasi terhadap hasil nilai yang dikerjakan siswa disusun secra sistematik/ menyeluruh dan sistematis untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan dalam hasil belajara siswa melalui data nilai yang didapat siswa setelah mengerjakan soal dari guru.
Pada analisa ini, teknik yang digunaka oleh peneliti yaitu reduksi data, penyajian data, triangulasi melalui wawancara, dan penyimpulan.
Reduksi data dilakukan oleh peneliti dengan membuat ringkasan, penyajian atau display data untuk mengorganisasikan data dari reduksi ata mulai dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi pada tiaop siklusnya.
Peneliti melakukan analisis data dari berbagai sumber informasi hasil penelitian tersebut terpapar sebagai berikut :
1. Analisis data proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
Analisa ini ,meliputi hasil dari observasi atau pengamatan yang dilakuakan peneliti didalam ke;las pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Data ini dijelaskan dalam bentuk kata-kata yang memaparkan keadaan siswa saat berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar dikelas.
2. Analisis data hasil wawancara
Data hasil wawancara ini diperoleh hasil wawancara peneliti dengan siswa didik tentang kesulitan yang dialami siswa dalam memahami konsep pelajaran PKn yang disampikan oleh gurnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajara pada siklus berikutnya.
3. Analisis hasil test belajar siswa
Analisa test belajar siswa dapat dilihat dari hasil beberapa test yang meliputi pratest, tes siklus I dan tes siklus II.


3.7. Kriteria Keberhasilan Tindakan.
Kriteria keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain:
1. Pelaksanaan model pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) berjalan sesuai dengan rancangan atau desain yang disusun oleh peneliti.
2. Terdapat peningkatan pemahaman konsep oleh siswa setelah diterapkannya model pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) yang dilihat dari hasil test siklus 1 dan test siklus 2 dengan kriteria minimal 75% dari jummlah siswa mengalami peningkatan skor total aspek motivasi belajar siswa.
3. teraihnya ketuntasan belajar PKn siswa diterapkannya Pakem ini sebagai wujud tindakan dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan kriteria minimal 75% dari jumlah seluruh siswa meraih skor test siklus 2 di atas skor rata- rata kelasnya.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsumo. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Bina Aksara Jakarta

Anonim.2008, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. www.duniaguru.com.

Bahri Djamarah Sysiful. 1995, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. PT Reneka Cipta

Dimyanti & Mudjiono. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit : Departemen Pendidikan

Hamalik Oemar. 2003. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bina Aksara Jakarta.

Hilhard Bower. 1975. Theoris of Learning.
Http://www.gogle.com. Motivasi Belajar.
Khaerudin. 2008.Peningktan Mutu Pendidikan Dasar Melalui Pakem. www.ilmupendidikan.net

Margaret Gredler, Riberu.. 1994. Terjemahan Munandar.
Mustofa Hadi. 2008. Pembelajaran PAKEM. www.Uniks.blogspot.com.

Rohani Ahmad, Nasution.. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Asdi Mahasetya. Jakarta.

Redaksi UNY.2008. UNY (Berita) Model Pembelajaran PAKEM FIP UNY- UNES. www.uny.ac.id

Sudjana Nana. 2004. Penelitian Hasil Proses Belajar. PT. Remaja Rosda. Karya. Bandung.

Sudirman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Rajando Persada Jakarta.

Suryobroto. 2002. Proses Belajara Menhgajar. Jakarta. Renika Cipta

1 komentar:

  1. assalamualaikum....
    mohon izin mbak, saya ingin meneliti pakem juga dalam penelitian saya, untuk tinjauan pustaka, boleh saya minta nama lengkap mbak, beserta tahun penulisan skripsi tersebut??

    BalasHapus